Kamis Misteri : Dhanyang Alas, sosok pendaki misterius bernama Dani

Sosok pendaki misterius bernama ‘Dani’ akan menjadi kisah yang menemani Kamis Misteri (Kamis) pekan ini.

Diambil dari sebuah thread Twitter milik @siskanoviw, utas tersebut menceritakan kisah pengalaman seorang pendaki gunung yang bertemu dengan sosok misterius.

Sosok tersebut kemudian dikaitkan dengan “Dhanyang Alas” yang artinya penunggu. Namun secara lebih lanjut, arti dari Dhanyang ‘sosok’ baik yang bertugas untuk menjaga suatu wilayah atau kawasan.

Rudi, pria yang tak takut hantu

Sebelum membagikan kisah klimaks Rudi, sosok pria tersebut dijelaskan sebagai seorang pria yang tidak percaya atau bahkan mengenal istilah takut hantu.

Bahkan dalam salah satu kejadian yang menurut teman-temannya mengerikan, Rudi justru hadir sebagai sosok yang seolah mengusir keberadaan mahluk penganggu tersebut.

Saat itu, Rudi sedang menghabiskan waktu di salah satu kontrakan temannya yang terkenal angker dan berlokasi di sekitar Dieng.

Kala sedang asik menonton TV, secara mengejutkan terdengar suara terawa cekikikan perempuan dari luar jendela. Namun Rudi seolah tidak mempedulikannya, bahkan sampai kejadian pintu digedor berulang kali juga tidak ia hiraukan.

Sementara itu, Toni temannya yang sudah ketakutan meminta Rudi untuk memastikan keadaan. Dengan penuh kekesalan dan rasa terpaksa, Rudi kemudian memeriksa dan memang tidak menemukan apa-apa.

Selang beberapa kemudian, intensitas gangguan meningkan. Ketukan tersebut terdengar berkali-kali dan tanpa Henti. Toni yang semakin takut memilih bersembunyi di belakang Rudi.

Saking kesalnya dengan gangguan itu, Rudi bahkan berteriak menantang ‘mahluk tak kasat mata’. “BUKA Pintunya! Kalau sampai berani buka pintu dan terdengar suara seperti itu lagi, kamu akan aku p******a,” tuturnya.

Anehnya setelah itu, suara tersebut menghilang bahkan sampai saat ini.

Pengalam mistis mendaki seorang diri

Pada suatu kesempatan, akhirnya pria yang tak kenal takut ini mengalami sebuah hal yang sedikit ‘mengguncangkan‘ keberaniannya.

Adapun kejadian tersebut dialami oleh Rudi saat dirinya dengan nekat memutuskan untuk mendaki gunung Panderman. Sebenarnya alasan dia memutuskan ingin pergi sendiri saat itu di dorong oleh perasaannya yang campur aduk usai ditinggal oleh sang kekasih yang sudah lima tahun ia pacari.

Bahkan kabarnya Rudi sudah siap melamar wanita itu. Jadi para temannya yang khawatir sebenarnya cukup dapat memahami keputusannya untuk mendaki gunung seorang diri.

Meski dengan pearasan campur aduk, Rudi akhirnya tiba di jalur awal pendakian sekitar pukul 16.00 WIB, kala itu langit sudah sedikit gelap. Tapi dengan sikap cuek dia memarkirkan motornya.

Saking seringnya mendaki gunung tersebut, sang petugas parkir pun mengenali sosok Rudi. Dirinya bahkan bertanya kenapa Rudi mendaki sendirian saja.

Usai berinteraksi, Rudi yang sedang merapikan diri sedikit terkejut dengan penampakan sosok seorang pria uang sedang duduk di dekat pintu parkir sembari merangkul tas.

Pasalnya Rudi sama sekali tidak menyadari dari mana arah pria tersebut datang. Tapi memang dasar cuek, dia memutuskan untuk mengabaikan kejadian itu dan memilih untuk memulai pendakian. Sekilas dia hanya mengingat perawakan pria misterius itu sangat pucat dan terlihat kurang sehat.

Berhubung hanya mendaki seorang diri, Rudi memutuskan untuk tidak terlalu terburu-buru dan berniat untuk singgah di latar ombo.

Ditengah pendakian saat sudah jauh dari rumah warga, Rudi merasa ada membuntutinya dari belakang. Awalnya dia berfikir bahwa mungkin ada orang yang niat mendaki dua kali dalam sehari mengingat itu hari Jumat.

Tapi ternyata saat menoleh ke belakang, dia melihat sosok yang dirinya jumpai saat di parkiran sedang berjalan mendekatinya.

Setelah keduanya berpapasan, Rudi akhirnya memutuskan untuk menyapa sosok misterius tersebut. “Sendiran mas?” tanyanya, Pria itu kemudian menjawab “Iya, sendirian“.

“Namaku Dani”

Anehnya, bukan merasa tenang, bulu kuduknya justru berdiri tegang. Dengan penuh perasaan was-was yang coba ditutupi, Rudi terus melanjutkan perjalanan bersama pria misterius tersebut.

Akhirnya keduanya tiba di latar Ombo, dan disitulah Rudi menyempatkan diri untuk beristirahat sembari melemaskan otot kakinya.

Saat itu pula dirinya tersadar kalau pria misterius tersebut belum memperkenalkan dirinya. Rudi pun bertanya, “Loh, mas, tadi belum ngasih tahu aku siapa namanya“.

Tetapi jawaban pria itu justru membuat Rudi semakin bingung.

“Saya sendiri juga lupa, Dani mungkin. Seingatku Dani,” jawabnya. Berhubung tidak ingin ribet, Rudi berinisatif untuk memanggil pria itu dengan sapaan Sam.

Keduanya kemudian mengobrol sampai waktu sedikit larut. Dalam percakapan tersebut Dani mengaku rumahnya ada di sana alias di hutan pendakian.

Sontak Rudi semakin bingung, terlebih saat sedang menyiapkan api unggu dan kemah untuk berisitrahat. sosok Dani seolah tidak bergeming dari tempatnya.

Gelagat “Dani” semakin dirasakan aneh oleh Rudi, terlebih dia tidak terlihat sama sekali kedingingan. Padahal saat itu kondisi semakin larut dan angin semakin kencang.

Mencari tali biru yang hilang

Lebih anehnya lagi, Rudi juga menyadari kalau Dani mendaki gunung tanpa membawa perlatan untuk hiking. Dani seolah hanya membawa tas kosong dan sebuah handphone yang terus ia pegang sedari tadi.

Rudi pun menawarkan Dani untuk tidur dengannya di dalam tenda, namun ajakan itu ditolak mentah-mentah. Dani mengaku kalau dirinya sedang mencari tali biru miliknya yang hilang di sekitar area tersebut.

Berhubung semakin bingung dan hari sudah semakin larut, akhirnya Rudi memutuskan untuk beristirahat dan pamit pada Dani.

Namun saat sedang terlelap dalam tidurnya, Rudi terbangun mendengar suara nada dering hape No**ia.  Di saat yang bersamaan, ia menyadari bahwa pria misterius itu tidak berada dalam tenda dan kemungkinan masih di luar.

Ternyata, sosok tersebut juga tidak ditemui Rudi di luar tenda. Seketika dirinya berfikir kalau mungkin saja Dani nekat melanjutkan pendakian.

Tapi lama dipikirnya, ia semakin merasa kemungkinan itu sangat kecil. Mengingat jalur pendakian malam akan menjadi lebih berbahaya. Dia pun mencoba kembali tertidur, dan di saat itulah dia mendengar suara rintihan kesakitan yang disusul dengan nada dering yang sama. 

Rudi yang ada di dalam tenda mencoba tetap tenang, tetapi seketika itu juga konsetransinya buyar setelah melihat sepasang kaki melayang.

Di saat yang bersamaan dirinya juga terus mendengar suara keras “Dduk” seperti benda dihantamkan ke tanah. Suara tersebut terdengar seolah mengelilingi tenda tempa dia bermalam.

Dengan penuh ketakutan, Rudi pun memberanikan diri untuk mengintip kondisi luar dari resleting kemahnya.

Ternyata dia melihat bungkusan kain putih yang diikat dan melayang. Berhubung tidak ada hal lain yang bisa dirinya lakukan, Rudi akhirnya tetap berdiam dalam tenda sampai dirinya tertidur.

Sosok pendaki misterius ternyata…

Keesokan hari, Rudi terbangun usai mendengar suara pendaki yang naik ke atas. Sembari melanjutkan pendakian, dirinya masih begitu penasaran dengan sosok Dani.

Ia bahkan menyempatkan diri untuk mampir kepada petugas tiket dan menanyakan sosok Dani.

Namun sayang, tidak ada seorang pun yang sempat berpas-pasan dengan Dani. Rudi pun akhirnya memutuskan untuk kembali turun.

Dalam perjalanan itu, tepatnya di ujung jalan yang rimbun, Rudi melihat seseorang berdiri dengan tegak dan melihatnya dari kejauhan.

Karena penasaran, dirinya pun mencoba memperhatikan dengan jelas dan ternyata, lelaki tersebut adalah Dani yang ia jumpai kemarin.

Namun saat itu, lelaki tersebut dalam kondisi melayang bergantung diri  dengan lilitan tali biru disekitar lehernya.