Krisis ekonomi terburku, Sri Langka kehabisan bahan bakar

Dilanda krisis ekonomi terburuk, 22 juta penduduk Sri Langka kesulitan mendapatkan makana, obat-obatan bahkan sampai bahkan bakar.

Mirisnya setelah stok bensin dalam negeri habis, mereka bahkan tidak dapat mengimpor bahan bakar karena kehabisan dollar.

Sri Langka Kehabisan Bahan Bakar, Impor Juga Tidak Bisa!

Dilansir dari Kompas.com, Ranil Wickremesinghe selaku perdana menteri baru menyebut mereka akan mengalami kesulitan lebih banyak.

Kami kehabisan bensin…. Saat ini, kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari,” tuturnya.

Pengiriman terhambat karena tidak ada dollar

Lebih lanjut, dia juga menambahkan bahwa negara itu tidak memilik dolar untuk membayar pengiriman minyak.

Sebagaimana diketahui, sejumlah kapal masih menunggu di luar pelabuhan Colombo sembari menunggu pembayaran.

Perdana Menteri yang baru menjabat pada Kamis (12/5) dengan jujur mengaku bahwa beberapa bulan ke depan mungkin menjadi waktu terberat bagi negara tersebut.

Outta Cash GIFs - Get the best GIF on GIPHY

Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kita. Saya tidak punya keinginan untuk menyembunyikan kebenaran dan berbohong kepada publik,” jelasnya

Kendati demikian, dia berharap warga mampu bersabar dalam beberapa bulan ke depan dan berjanji untuk mengatasi krisis tersebut.

Faktanya, selain kesulitan parah, negara ini bahkan kehabisan uang tunai untuk membayar gaji 1,4 juta pegawai negeri pada Mei.

Tak seperti yang saya inginkan, saya terpaksa mengizinkan pencetakan uang untuk membayar pegawai negeri dan membayar barang dan jasa penting,” katanya.

Berbagai upaya siap dilakukan

Dia juga menambahkan bahwa tarif bahan bakar dan listrik akan dinaikan secara substansial.

Selain itu pemerintah juga berniat menjual maskapai internasional sebagai langkah untuk terus mengurangi kerugian.

SriLankan Airlines receives its first Trent 772-powered Airbuses | News |  Flight Global

Untuk diketahui, Sri Lanka sudah meminta bantuan dana talangan IMF di mana salah satu tutuntan utama pemberian pinjaman adalah melepas Sri Lanka Airlines yang telah merugi IDR 14,67 triliun.