Kamis Misteri (KAMIS) : Study Tour horror di sebuah hotel di kawasan kota berinisial J

Study tour horor akan menjadi topik yang menemani Kamis Mister pekan ini!

Rasa-rasanya semua orang pasti pernah melakukan hal yang namanya study tour. Aktivitas belajar sembari berjalan-jalan ini umumnya dilakukan oleh para pelajar SMP dan SMA.

Bahkan bisa jadi study tour merupakan salah satu momen yang paling dinantikan sepanjang tahun pelajaran tersebut. Namun menariknya, setiap study tour akan mengungkap sebuah kisah.

Bukan hanya kisah bahagia tapi sebuah cerita horor Indonesia mencekam yang membuat si ‘korban’ akan terus mengingat kejadian tersebut.

Dibagikan oleh akun Twitter @non_shinju, dalam thread yang tersebut, dia menceritakan dengan detail pengalaman horor saudaranya yang dialami saat sedang menjalankan study tour.

Meski tidak melihat sosoknya secara langsung, apa yang dialami oleh Datu dan 4 sahabatnya terbilang cukup menyeramkan dan pastinya akan meninggalkan trauma.

Study tour horror : kamar 211 yang melegenda

Sebelum menjalankan study tour, setiap siswa peserta diberi kesempatan untuk bisa memilih rekan sekamar. Umumnya satu kamar akan diisi oleh 8 siswa, namun dasar Datu dan teman-temannya jahil, mereka mengakali para guru.

Setibanya di hotel, siswa dibagi ke dalam dua grup. Grup pertama di hotel sebrang, sementara Datu dan temannya menginap di hotel yang namanya di samarkan.

Saking antusiasnya bisa berwisata sembari belajar, Datu dan temannya sama sekali tidak memikirkan hal yang ‘mengerikan’. Mereka pun bergegas masuk ke kamar 211 yang berada di lantai dua dan letaknya diapit oleh kamar guru dan kamar kosong.

Sesampainya di sana, hanya ada satu hal yang mencurigakan, yaitu pintu lipat yang terlihat seperti “connecting door”. Namun lagi-lagi mereka tidak menghiraukan hal tersebut.

Setelah makan malam di hotel sebrang dan berkaraoke sampai pukul 20.00, Datu dan Fasya memutuskan untuk kembali ke kamar mereka.

Alasannya adalah karena Datu ingin mengambil uang untuk membeli Thai Tea, sementara Fasya berniat mengambil jaket. Namun keanehan pertama dalam study tour mereka mulai terjadi.

Saat sedang berada tepat di depan kamar mereka, Datu mulai kebingungan mencari sandalnya. Padahal sebelumnya sandal tersebut dia letakan di sana.

Karena tidak mau ambil pusing dan masih terbawa euforia study tour, Datu kemudian mencoba mengikhlaskan sandal tersebut. Tapi saat mereka tiba di lantai satu, alangkah terkejutnya mereka saat melihat sandal Datu berada persis di akhir anak tangga.

Bukannya curiga, Datu malah berasumsi kalau memang dirinya saja yang lupa kalau dia melepas sandal di bawah. 

Datu dan Fasya pun langsung kembali ke kamar setelah membeli milk tea. Suasana kamar mereka pun tampak normal dan semua bercanda dengan santai sampai Imel mendapatkan pesan singkat dari Pak Dani.

Setelah dibacakan oleh Imel apa isi pesan Pak Dani, seketika itu juga suasana kamar 211 mendadak hening dan diliputi ketakutan.

Ketukan pintu dari sosok misterius

Euforia studi tour mendadak langsung runtuh, bahkan Fasya mulai berfikir bahwa misteri berpindahnya sandal Datu juga berhubungan dengan apa yang diingatkan Pak Dani.

Di tengah momen diskusi topik ‘menyeramkan’ tersebut, tiba-tiba Raisa kebelet ingin pipis. Namun karena kamar itu tidak memiliki kamar mandi, mau tidak mau mereka harus keluar ke kamar mandi yang lokasinya dekat dengan kamar kosong.

Karena baru mendapatkan pesan peringatan, mereka pun saling tunjuk untuk menentukan siapa yang menemani Raisa. Belum kelar diskusi mereka, secara mengejutkan tiba-tiba terdengar bunyi ketukan pintu yang cukup keras.

Persis sebagaimana disebutkan oleh Pak Dani.

Mereka kemudian hanya dapat berteriak dan saling pandang. Dengan penuh kepanikan, Datu meminta teman-temannya untuk membaca ayat kursi.

Selain itu mereka juga mendengarkan murotal dari YouTube yang diputar via HP mereka. Selang beberapa lama, ketukan tersebut hilang.

Namun saat sedang fokus melihat HPnya, Datu seolah mendengar suara bisikan dari Raisa.

Tapi saat mengkonfirmasinya, Raisa mengaku sama sekali tidak mengajak bicara Datu dan menjelaskan dirinya juga sedang fokus scroll IG biar lupa kalau dirinya ingin pipis.

Datu pun bersikeras meyakinkan teman-teman lainnya kalau memang Raisa mengatakan sesuatu. Di tengah perdebatan itu, mereka kembali dikejutkan dengan ketukan pintu berikutnya.

Spontan Datu menjawab “Sopo Iku?” alias “Siapa itu?”. Untungnya sosok yang mengetuk pintu adalah Bu Nur. Dia pun menceritakatan kalau sedari tadi mendengar suara ramai dari kamar 211, dan dia datang untuk memastikan semua baik-baik saja.

Salah satu dari mereka mendengar tawa “Miss K”

Sontak kedatangan Bu Nur memecahkan suasana ngeri kamar 211, bahkan mereka akhirnya berhasil ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Bu Nur kemudian mengajak mereka doa bersama sekitar 15 menit, dan akhirnya suasana membaik. Mereka bisa dengan tenang ngobrol dan beristirat. Bahkan saking tenangnya mereka sempat memesan nasi goreng sekitar pukul 00.30 sebelum akhirnya tidur.

Sekitar pukul 04.30, Datu terbangun karena Adzan subuh tengah berkumandang. Pandangan terutuju pada Putri yang terlihat ketakutan dan sembab matanya.

Ternyata, Putri mengaku mendengar suara tawa khas “Miss K” sedari pukul 2.00. Karena itulah dia tidak bisa tidur dan ketakutan, Putri bahkan sempat menelpon kakaknya dan minta dijemput.

Berhubung sudah subuh, Datu kemudian mengajak teman-temannya untuk keluar kamar. Pikirnya sudah aman karena tidak gelap lagi.

Namun alangkah terkejutnya dia saat membuka pintu kamarnya dan menemukan ‘gumpalan’ rambut di atas keset.

Awalnya dia mengira kalau rambut itu adalah rambut Raisa, namun ternyata bukan.

Misteri conecting door dan sosok pengganggu akhirnya terkuak

Setelah matahari terbit, Datu hanya dapat bersyukur kalau dirinya tidak ‘melihat’ apapun kemarin malam. Meski demikian dirinya mulai pensaran dengan pintu connecting yang ada di kamar 211.

Beruntung dia dipanggil ke kamar guru untuk memfoto para guru. Anehnya dari sisi kamar guru, tidak terlihat sama sekali pintu penghubung serupa, yang terlihat hanyalah tembok biasa.

Sekeluarnya dari ruang guru, teman Datu yang menginap di hotel seberang langsung menghampirinya dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam.

Sebagai info tambahan, Maya teman Datu ini memang semacam anak Indigo.

Ternyata kemarin malam, kamar 211 dikunjungi oleh sesosok nenek tua dengan rambut terkurai dan duduk di depan kamar itu. Bahkan Maya menambahkan kalau ada juga seorang anak cewek yang menangis kemarin malam di depan hotel karena bertemu sosok tak kasat mata. 

“Ujian” bagi Datu dan teman-temannya juga belum berakhir. Sesampainya di bus, dia dikejutkan dengan keberadaan kaos kaki coklat pendek di kursinya. Bahkan anehnya setelah di uang, benda tersebut kembali lagi ke salah satu dari antara mereka.

Gangguan pun terus mengikuti Datu sampai beberapa lama, bahkan sepulangnya ia dari study tour tersebut.

Wah emang sih, kalau lagi study tour gak usah aneh-aneh. Gua dulu juga nyaris ngalamin cerita horor pas lagi studi tour hanya karena salah satu temen gua ketelepasan ngomong aneh.