Suara dentuman keras terdengar pada Senin, 11 Mei 2020 dini hari,
Media sosial pada pagi ini diramaikan postingan sejumlah akun penduduk di area Jawa Tengah yang mengaku mendengar suara seperti dentuman keras tersebut pada pagi dini hari tadi.
Umumnya sebagian warga yang mendengar suara dentuman tersebut kala itu sedang menyiapkan menu makan sahur mereka. Suara tersebut paling banyak di dengar oleh warga kota Surakarta, Solo dan Semarang.
Netizen penasaran dengan penyebab dentuman suara keras.
Beberapa dari mereka yang mendengar dentuman suara keras tersebut, mengunggah pengalaman mereka ke sosial media, salah satunya Facebook.
Melalui salah satu akun, diketahui kalau suara misterius tersebut bisa di dengar sampai di beberapa area, mulai dari Pati di kawasan Pantura sampai dengan Solo, Sragen dan Boyolali.
‘Terdengar suara dentuman seperti gunung meletus, atau bom ya?’ demikian tulis akun Udyn Oepewe seorang warga Solo seperti dikutip dari Detik.com
Postingan tersebut sontak mendapatkan balesan dari beberapa teman-temannya di Solo dan sekitarnya yang juga mengaku mendengar dentuman. ‘Simo boyolali ya krungu (dengar)’, begitu jawab aku Joko Narimu.
Warga yang mendengar suara tersebut menjadi penasaran dengan sumber dari dentuman keras tersebut, banyak yang mengira kalau suara tersebut berasal dari Gunung Merapi yang mengalami erupsi. Namun kabar tersebut dibantah oleh Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinungharjo, menurutnya Gunung Merapi pada Minggu malam sampai Senin pagi ini landai.
Konfirmasi dari BMKG soal suara dentuman keras
Menanggapi soal suara dentuman keras yang terjadi ini, seperti dikutip dair Kumparan.com, Kasi Data dan Observasi Stasiun Meteorolgi Kellas II Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo menjelaskan kalau sampai saat ini BMKG juga belum bisa menjelaskan lebih lanjut soal asal muasal dan fenoma suara dentuman keras misterius tersebut.
‘Kalau dari meteorologi, kumpulan awan dari tengah malam sampai sahur cuman ada di sekitaran pesisir selatan awan-awan petirnya. Sementara dari geofisika tidak terpantau adanya aktivitas seismik, jadi jawaban sementara belum bisa mengkonfirmasi suara dentuman yang sebenarnya.’ begitu jelas Yoga.