“Uncle SAM” diklaim bermakna “Sultan Abdul Mufakir”
Sultan Abdul Mufakir jadi nama yang diperbincangkan di jagat maya beberapa waktu belakangan.
Hal ini dipicu ucapan oleh Ki Ageng Rangga Sasana, mantan petinggi Sunda Empire ketika diundang ke podcast kanal YouTube Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.
Ia menyebut, singkatan “US” yang digunakan Amerika Serikat bukanlah “United States.” Alih-alih, “US” adalah singkatan dari “Uncle SAM,” dengan “SAM” sebagai singkatan dari “Sultan Abdul Mufakir.”
Baca juga: Kostum Villain di Film The Batman Terinspirasi dari Pembunuh Berantai Asli?
Sosok Sultan Abdul Mufakir sebenarnya
Sultan Abdul Mufakir adalah sultan yang bertahta di Banten sebagai sultan yang ke IV. Ia mulai berkuasa penuh dari tahun 1624 hingga tahun 1651.
Ia terlahir di masa penjajahan bangsa Belanda. Pemerintah dan rakyat Banten pun juga dikenal gigih menentang kekuasaan Belanda. Lo bisa cek sejarah pemerintahan Banten di laman milik pemerintah kabupaten Serang ini.
Namun (seperti yang sudah bisa lo duga), tak ada catatan sejarah yang menyebut bahwa sosok Sultan Abdul Mufakir memerdekakan Amerika Serikat.
Klaim berani Lord Rangga terbilang minim bukti dan/atau nggak sesuai dengan catatan sejarah manapun.
Baca juga: Jakarta Terangi 10 Spot Kota Dengan Warna Bendera Palestina Untuk Solidaritas
Lord Rangga mau bikin podcast sendiri
Kalo lo tertarik untuk dengerin penuturan sejarah versi Lord Rangga secara lebih lanjut, ada kabar baik buat lo.
Sejak dibebaskan dari penjara berkat program asimilasi covid-19 dari Kemenkumham, Lord Rangga menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan.
Menurut pengacaranya, Erwin Syahduddi, bisa saja Rangga membuat podcast di masa mendatang.
“Untuk Pak Rangga sendiri memang beliau masih semangat. Cuma semangatnya ini kita coba arahkan ke hal-hal positif misalnya nanti kita buat karya buku, seminar, dan kalau perlu kita buat podcast semacam itu,” ujar Erwin, dikutip dari CNNIndonesia.
Apa yang akan dibahas? Kisah pendirian Sunda Empire, cara menyampaikan pendapat di depan umum, hingga pengalamannya mendekam di penjara.
“Misalnya sekarang Sunda Empire kan sudah menjadi ikon, dari public sepaking beliau atau kerangka berpikir kritisnya, beliau bangga sekali bisa menginspirasi banyak orang,” kata Erwin.
“Terlepas dari kontranya, dari situ beliau semangat untuk menebar manfaat dan terus menginspirasi,” sambungnya.