Sumbangan Rp 2 triliun dari mendiang pengusaha Akidi Tio diduga palsu

Direktur Intelkam Pola sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro sudah menjemput Heriyati, anak pengusaha asal Aceh. Awalnya ia sempat membuat heboh karena sumbangan Rp 2 triliun untuk penanganan covid-19.

Hingga kini, Heriyanti ditetapkan sebagai tersangka kasus uang hibah Rp 2 triliun yang ternyata fiktif. Usai Heriyanti tiba, Prof Hardi pun menyusul datang ke Mapolda Sumsel.

Dalam perjalanan menjemput Prof Hardi, Kombes Ratno sempat bertanya tentang duduk perkaranya. Pasalnya sebelum polemik ini ramai jadi perbincangan, banyak yang mengapresiasi apa yang keluarga almarhum Akidi Tio lakukan.

Prof Hardi: Uang itu ada

Mengetahui uang sumbangan sebesar Rp 2 triliun dari keluarga mendingan Akidi Tio tersebut tidak ada, Heriyanti sebagai anak bungsu Akidi Tio yang menyerahkan simbolis bantuan itu kini statusnya jadi tersangka.

Dir Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro, mengatakan hal ini secara langsung.

“Tidak benar pak sudah kita cek uang itu tidak ada. Nah dengan kondisi itu dia akan jadi tersangka,” kata Ratno saat ditanya pendapatnya soal uang Rp 2 triliun yang ternyata gak ada.

Polisi pun meminta keterangan dari mantan Dirut RS RK charitas tersebut soal rencana bantuan berbentuk sumbangan uang tersebut yang sempat Heriyanti gaungkan langsung ke Kapolda Sumsel.

Melansir dari Tribun,begini percakapannya ketika polisi menanyakan keberadaan uang tersebut.

“Maksudnya apakah bapak mengecam tindakan Heriyanti atau tetap mendukung dia,” tanya Ratno.

“Bapak setuju kita penjarakan dia,” kembali Ratno bertanya.

Mendengar pertanyaan itu, Hardi Darmawan hanya diam. Ia pun keliatan masih kebingungan dengan apa yang terjadi.

“Saya tidak tahu (uangnya ada atau tidak). Dia mengatakan pada saya ada (uang itu),” ujar dr Hardi.

Rencana awal

Kasus ini berawal pas Sumsel mendapat dana bantuan untuk menanggulangi Covid-19 sebesar Rp 2 triliun. Bantuan ini datang dari keluarga almarhum Akidi Tio, pengusahan sukses asal Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur lewat dokter keluarga mereka, Prof dr Hardi Darmawan.

Penyerahan dana secara simbolis turut dihadiri oleh segenap jajaran penting Sumsel.