Seorang nakes suntikkan vaksin kosong, murni kelalaian
Senin kemarin, muncul sebuah video viral penyuntikkan vaksin Covid-19 kosong kepada seorang remaja yang berlokasi di sekolah IPEKA Pluit, Jakarta Utara.
Dari video berdurasi 15 detik itu, tampak seorang vaksinator yang menancapkan jarum suntik tanpa isi cairan apapun kepada remaja tersebut. Karena itu merupakan masalah fatal, polisi pun segera mengusut kejadian.
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan satu orang nakes berinisial EO sebagai tersangka, melansir. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan kepada wartawan, Selasa, 10 Agustus.
“Ya jelas ya karena kelalaiannya. Ia lalai tidak karena tidak memeriksa lagi. Seharusnya diperiksa dulu itu.” katanya, mengutip CNN.
Permintaan maaf nakes yang lalai karena kelelahan
Dalam kesempatan itu juga, EO yang merupakan relawan vaksinator turut menyampaikan permintaan maaf atas kejadian vaksin kosong yang ia sesali itu.
“Saya mohon maaf, saya tidak ada niat apapun, saya murni hanya mau membantu jadi relawan untuk berikan vaksin. Saya juga minta maaf kepada seluruh warga Indonesia yang resah karena kejadian ini,” tuturnya penuh air mata.
Ia mengaku, hari itu ia telah melakukan vaksin kepada 599 orang. Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa ia akan tetap mengikuti proses hukum yang berlaku atas kelalaiannya.
Dari sisi hukum, ia jadi tersangka dalam jeratan Pasal 14 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakin Menular dengan ancaman satu tahun penjara.
Kasus serupa juga pernah terjadi, harus jadi pelajaran
Kasus penyuntikkan vaksin kosong yang terjadi baru terjadi ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di negara tetangga, Malaysia, bulan lalu.
Tak bisa kita pungkiri, adanya ‘human error‘ sangat mungkin terjadi, terutama dalam situasi-situasi melelahkan seperti ini. Maka dari itu, adanya kejadian ini bisa kita jadikan pelajaran.
Dalam situasi pandemi yang tak menentu, lebih baik kita terus waspada. Mulai dari penerapan protokol kesehatan, hingga vaksinasi yang diberikan pada kita.
—
Baca juga: