Swab anal wajib diberlakukan di kota-kota besar Cina
Swab anal jadi syarat wajib buat wisatawan untuk masuk ke negara Cina.
Saat ini kebijakan tersebut telah diberlakukan di berbagai kota besar seperti Beijing dan Shanghai.
Baca juga: Cegah Kekerasan Seksual, Nadiem Makarim Minta Kampus Buat Tim Khusus
Dianggap lebih efektif
Dilansir dari AFP, pemerintah cina menilai tes lewat anus ini lebih efektif daripada tes dari tenggorokan. Pasalnya, jejak virus covid-19 bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernafasan.
Menurut riset yang dilakukan sejumlah penliti Cina pada bulan Agutstus 2020, sejumlah pasien covid-19 yang memiliki hasil swab covid-9 negatif di tenggorokan terbukti masih positif ketika dites di anus.
Proses tes yang satu ini pun tak jauh berbeda dengan versi tenggorokan dan hidung.
Alat uji coba dengan ujung kapas sepanjang 3-5 cm dimasukkan ke anus dan diputarkan sebanyak empat sampai lima kali sebelum dikeluarkan. Proses ini memakan waktu sekitar 10 detik.
Baca juga: Banksy Lelang Lukisan Buat Donasi untuk Nakes, Nilai Karyanya Tembus Miliaran Rupiah
Swab anal Cina bermasalah?
Kebijakan tersebut ternyata sempat menuai kontroversi. Salah satunya dari pemerintah Jepang.
“Beberapa orang Jepang melaporkan ke kedutaan kami di China bahwa mereka menerima tes swab anal, yang menyebabkan rasa sakit psikologis yang hebat,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato dalam konferensi pers pekan lalu.
Hal senada juga disampaikan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat setelah diplomat negara tersebut dipaksa melakukan tes swab tersebut.
“Sepengetahuan saya, China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes usap dubur,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam jumpa pers harian di Beijing, Kamis (25/2) seperti dikutip dari Reuters.