Garin Nugraha yang merupakan penulis dari cerita Marlina si Pembunuh dalam 4 Babak, kembali mengeluarkan film yang menaikan tradisi asli Indonesia. Kali ini ia mengangkat soal tradisi dari tanah Jawa yaitu Lengger dan Gemblak. Tradisi Lengger merupakan kesenian tari yang berasal dari asli Banyumas, Jawa Tengah yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas. Sedangkan Gemblak adalah Tradisi dari Ponorogo, Jawa Timur dimana anak yang berusia 10-17 tahun yang menjadi pendamping seorang Warok, Gemblak sering kali mendapatkan stigma negatif dari masyarakat.
Mengutip dari Detik News, Akademisi pemerhati seni reog, Ridho Kurnianto menjelaskan bahwa,”Di teologi warok dikenal dengan istilah harus menjauhi berhubungan dengan perempuan, sebelum Islam datang, ada teologi kanuragan seperti itu.” Ini lah hal yang menyebabkan seorang Warok tidak didampingi oleh wanita sekalipun itu istrinya sendiri. Sebagai gantinya mereka mengangkat anak muda laki-laki yang dijadikan semacam asisten untuk melayani peralatan pertapan, peralatan sesaji, dan peralatan pemujaan.
Hal tersebut menimbulkan stigma negatif yang menempel kepada Gemblak yang dihubungkan dengan homoseksual, karena Gemblak bertugas untuk menghibur dan mengarahnya ke homoseksual.
Kurag lebih itu adalah landasan dasar yang harus diketahui jika ingin menunton film ‘Kucumbu Tubuh Indahku‘ karya Garin Nugroho. Dalam film ini sendiri Garin mengangkat kisah seorang anak bernama Arjuno (Muhammad Khan) yang ditinggalkan oleh oleh ayahnya saat masih kecil sehingga ia terpaksa bergabung dengan sanggar tari Lengger, di mana para lelaki diharuskan mengubah penampilan dan gerakan mereka menjadi seperti wanita.
Namun, sensualitas dan seksualitas dari tarian dan tubuh mereka, bercampur dengan situasi sosial dan politik Indonesia yang tidak memungkinnya untuk melakukan Tari Lengger pada saat itu, hal itu memaksa Juno berpindah dari satu desa ke desa lainnya. Hingga pada akhirnya ia menjadi seorang Gemblak salah seorang Warok yang dihormati. Film yang cukup kompleks dimana maskulinitas dan feminitas disatukan dalam jiwa.
Cerita dalam film ini sendiri diangkat dari kisah hidup seorang penari dan koreografer bernama Rianto. Rianto juga bermain dalam film Kucumbu Tubuh Indahku sebagai Juno dewasa. Selain itu kisah kelompok-kelompok tari di Jawa juga menjadi inspirasi cerita dalam film ini.
Film yang melibatkan beberapa pemain seperti, Sujiwo Tejo (guru lengger), Teuku Rifnu Wikana (bupati), Randy Pangalila (petinju), Whani Dharmawan (warok), Endah Laras (Bibi Juno), dan Windarti (guru tari). Sudah memenangi beberapa penghargaan seperti, Bisato D’oro Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018), Best Film di Festival Des 3 Continents (Perancis, 2018), dan Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards (Australia, 2018).
Kabarnya film ini bisa disaksikan dibioskop pada Maret 2019, namun belum ada kabar pasti kapan tangga dan dimana. Go watch the trailer above.