Memiliki pasangan atau pacar tidak selamanya membahagiakan, namun ups and downs dalam hubungan adalah hal yang biasa. Namun, bagaimana caranya mengetahui bahwa setiap konflik yang dijalankan itu normal atau tidak? Yang ditakutkan adalah konflik yang terjadi berakhir pada kekerasan verbal dan kekerasan fisik.
Di bawah ini adalah bagaimana mengetahui tanda-tanda toxic relationship;
Mulai Menghitung Kesalahan Pasangan
Salah satu tanda toxic relationship ialah ketika berada dalam perselisihan atau perdebatan, yang lakukan bukanlah untuk menyelesaikan masalah, tetapi yang dilakukan adalah mengungkit kesalahan pasangan mana yang lebih besar. Yang lebih parahnya bisa menngangkat masalah yang sudah lama selesai, sehingga tidak menemukan jalan tengah. Komunikasi seperti ini tentunya tidak sehat dan akan menjadi bom waktu yang segera meledak
Cemburu Berlebihan
Cemburu bisa juga dijadikan tanda kasih sayang dari pasangan, namun bagaimana jika rasa cemburu ini mulai berlebihan dan mengekang? Seperti tidak boleh bermain bersama sahabat cowok/cewek, jika mengalami hal ini sebaiknya harus didiskusikan dengan pasangan, jika tidak bisa menemukan jalan tengah makan sebaiknya dihentikan saja.
Masalahnya, tindakan yang mengatasnamakan cemburu seperti marah ketika kamu berinteraksi, baik telepon, mengirim pesan, atau bermain dengan orang lain, sehingga membenarkan tindakan memeriksa smartphone, meng-hack akun e-mail, mengetahui seluruh password media sosial, bahkan mengikuti kemana pun pergi, bukanlah tanda sayang, melainkan sebuah bentuk ketidakpercayaan terhadap
Mengancam Hubungan
Ancaman-ancaman yang diberikan ini semata-mata hanya untuk menguntungkan satu pihak saja, jika berada dalam konflik dan salah satunya menginginkan putus, kemudian akan timbul ancaman seperti “kalau kita putus, akan aku sebar foto-foto kamu,” tentu hal ini membuat ketakutan dan tekanan. Jika mengalami hal seperti ini bisa diadukan langsung kepada pihak yang berwajib.
–
Jika hal-hal di atas sudah dialami, ada baiknya untuk mengumpulkan keberanian untuk bilang “stop” pada hubungan ini. Konsultasilah dengan keluarga atau teman terdekat untuk mencari jalan keluar.