Terompet tahun baru sepi pembeli

Para pedagang terompet tahun baru terpaksa harus menelan pil pahit (lagi) tahun ini.

Pandemi memaksa tahun baru berlangsung tanpa perayaan. Imbasnya penjualan mereka harus turun drastis.

Beberapa bahkan harus menjual stok tahun lalu, sementara lainnya terpaksa beralih dagangan.

Baca juga: 5 Momen Paling Memorable dari Tahun 2021; dari Isu Pelecehan Seksual, Metaverse hingga Salam dari Binjai!

Terompet tahun baru anjlok drastis

Sebut saja Andi, salah satu pedagang terompet tahun baru yang berjualan di kawasan alun-alun kota Pasuruan.

Ia mengaku sudah menekuni profesi tersebut sejak 6 tahun lalu. Namun sejak pandemi muncul, penjualannya terpaksa anjlok.

Dampak covid-19 sangat terasa. Sebelum pandemi, perhari saya bisa mengantongi hingga Rp 400 ribu perhari. Namun saat pandemi, dapat Rp 100 ribu aja susah” kata Andy, dikutip dari Detikcom. ”

Hari ini saja belum ada pembeli sama sekali,” lanjutnya.

We Have To Stay Strong GIFs - Get the best GIF on GIPHY

Baca juga: Marvel Hadirkan Buku Resep Negara Wakanda, Hadirkan Makanan Favorit Black Panther

Beralih dagangan

Hal ini tentu berlaku di beberapa kota lain. Sejumlah pedagang bahkan terpaksa harus menjual sisa stok tahun lalu.

Selain itu, tak sedikit pula yang akhirnya berjualan petasan untuk mengejar petasan.

Meski begitu, langkah mereka juga terjegal peraturan.

Pasalnya pihak kepolisian dan Satpol PP kerap mengawasi dan membatasi peredarannya karena dianggap bisa memicu penularan covid-19.

Seperti (penjual) petasan dan terompet, itu jadi kalau ada nanti kita bubarkan petasan dan terompet ya kita sita karena itu salah satu yang mengundang keramaian,” ujar Kepala Satpol PP Bandung Rasdian Setiadi ketika ditanya tentang peredaran terompet dan petasan tahun baru.

Apalagi terompet itu, kan pas dibuatnya sebelum dijual dicoba dulu itu, droplet, dikasih rekannya dikasih orang, itu bahaya,” kata Rasdian.

Your thoughts? Let us know in the comments below!

(Foto: Faizal Fanani/Liputan6)