Tenaga kesehatan Wisma Atlet belum terima insentif covid-19. Terkait hal tersebut, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyebut adanya pengaduan dan permohonan bantuan hukum dari nakes Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Iya, ada pengaduan dan permohonan bankum (bantuan hukum) dari nakes Wisma Atlet soal insentif.” tutur Direktur LBH Jakarta, Arif Maulana seperti dilansir CNNIndonesia, Jumat (7 Mei).
Tenaga kesehatan Wisma Atlet belum terima insentif, ada intimidasi untuk tidak bersuara
“Secara detail mungkin belum bisa disampaikan sekarang. Tapi intinya memang ada persoalan insentif yang belum dibayarkan,” lanjutnya.
Arif mengaku pihaknya juga menerima informasi mengenai dugaan intimidasi dari tentara dan aparat kepolisian terhadap para nakes. “Bahkan bukan hanya dari tentara, tapi dari kepolisian juga,” tuturnya.
Meski demikian, secara terpisah, Komandan Lapangan Satgas Covid-19 RSD Wisma Atlet Letkol TNI Laut M. Arifin menegaskan bahwa pihaknya selama ini tidak pernah melakukan tindakan represif kepada relawan nakes terkait persoalan insentif.
“Tidak pernah, kita terutama masalah insetif menekan. tidak ada. Saya yang di lapangan, saya dekat semua bagian lapangan, saya tahu persis kalau masalah penekanan insentif tidak pernah ada,” tutur Arifin secara daring, Jumat (7 May).
Arifin menjelaskan bahwa insetif relawan nakes di RSD Wisma Atlet sebagian sudah dibayarkan dan sebagian tengah diproses. Menurutnya, selama ini pemerintah telah memberikan fasilitas tempat tinggal dan konsumsi terhadap para relawan.
Nakes berjuang sukarela, insentif merupakan reward
Arif lantas mengingatkan bahwa sedari awal pihaknya sudah mewanti-wanti bahwa relawan bekejera secara sukarela. Apabila ada besaran isentif yang ditawarkan, maka bisa dibilang sebagai bonus.
Namun, ia juga memastikan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong pemerintah untuk memberikan insentif kepada relawan nakes.
Hold on, hold on, hundreds of workers … hundreds? Not handful? Hundreds? at Wisma Atlet haven’t been paid for months?
Many of them are exiled, persecuted, and evicted from their homes for working to save people’s lives and the gov’t is withholding pay because of technicalities? pic.twitter.com/Yx4YR7Rsq4
— Nuice Media (Taylor’s version) (@nuicemedia) May 8, 2021
“Nakes di sini merupakan relawan yang berjuang demi kemanusian secara sukarela. Dan saya garisbawahi bahwa reward dari pemerintah itu suatu kebijakan sehingga bukan merupakan patokan,” pungkasnya.
Begini respon Kemenkes
Sementara itu, melansir Antara, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) memastikan bahwa insentif bagi relawan tenaga kesehatan RSD Wisma Atlet yang belum dibayarkan pada Januari sampai Maret sedang dalam proses dan segera dicairkan.
“Dilihat secara keseluruhan, maka mudah-mudahan total isentif yang sedang dalam proses atau yang sudah dalam proses dan sudah direalisasikan ini sekitar IDR 57,97 miliar dari Januari, Februari, Maret,” tutur Sektretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDMK) Kemenkes. dr Trisa Wahyuni Putri.
Trisa menegaskan bahwa pencairan itu tidak dilakukan semuanya secara langsung, melalui secara bertahap.
-
Setahun Wisma Atlet, Pasien dan Nakes Siap Catat Rekor Muri dengan Bermain Angklung Bersama
-
Karyawan Google Kerja 3 Hari di Kantor, 2 Harinya Bebas! Duh Enaknya
-
Kegiatan Ngabuburit Terfavorit Anak USS!
—
Semoga dapat segera cair dan ditemukan solusinya yah!