Tulus bicarakan pertunjukan virtual Terlalu Rindu, desain panggung, hingga proyek album baru!
Genap 10 tahun Tulus bermusik tak lantas berlalu tanpa perayaan. Sebuah single baru ia rilis, lengkap bersama serangkaian pertunjukan ia siapkan sebagai penanda 1 dekade berkarya.
Beberapa waktu lalu, USS Feed berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan solois bernama asli Muhammad Tulus Rusydi tersebut untuk bahas pertunjukan virtualnya yang bertajuk Terlalu Rindu.
Here’s what he has to say!
Apa sih meaning sebenarnya dari Terlalu Rindu?
Pertunjukan virtual Terlalu Rindu dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan tiga album studio saya.
Pertunjukan pertama didominasi lagu-lagu dari album pertama (Tulus, 2011), pertunjukan kedua dari album Gajah (2014) dan pertunjukan ketiga dari album Monokrom (2016).
Kenapa namanya Terlalu Rindu? Karena saya sendiri udah sangat kangen dengan panggung yang biasa, dan harapannya temen-temen yang nonton juga merasakan kangen yang sama. Jadi sekalian aja deh rasa kangen itu “dirayain.” Makanya namanya Terlalu Rindu.
Kebetulan juga, (rangkaian pertunjukan ini) bakal mengantarkan saya tepat ke tahun kesepuluh saya bermusik, 28 September 2021 nanti.
Jadi (pertunjukan ini) semacam pembuka perayaan itu.
Terlalu Rindu jadi penanda 10 tahun kak Tulus berkarir di bidang musik. Nah, kak Tulus udah ada banyangan nggak sih di masa depan bakal bikin apa lagi? What’s next in store for you?
Beberapa waktu sebelum pertunjukan Terlalu Rindu ini diadakan, saya sempet rilis satu lagu yang judulnya “Ingkar.”
Lagu itu sebenarnya semacam “penanda” bahwa saya udah mulai masuk lagi ke studio, kembali melanjutkan proses penulisan lagu, membuat aransemen dan sebagainya.
Jadi kalo ditanya “setelah ini akan ada apa?” mungkin saya bisa jawab bahwa saya pengen mulai lagi meneruskan proses berkarya, menulis lagu dan bikin aransemen, yang mudah-mudahan nantinya bisa jadi album baru mungkin!
Setelah lagu “Ingkar,” udah ada rencana album kah?
Kalo dalam proses nulis lagu, gue sendiri sebenarnya nggak pengen terlalu banyak menjanjikan dulu. (Entah) apakah akan langsung dirilis dalam bentuk album, atau bakal dirilis dalam bentuk lagu, satu per satu. Jadi fokusnya lebih ke proses penulisannya dulu.
Kalo misalnya nanti nanti rasanya cocok untuk dirilis sebagai album, gue akan rilis sebagai album. Tapi kalo rasanya lebih cocok dirilis sebagai single, mungkin gue bakal rilis satu-satu hahaha!
Jadi intinya you’re not promising anything, but fingers crossed?
Dan tentunya tetap berproses!
Trus dalam proses lo menuju album baru ini, inspirasi terbesar apa sih?
Kalo dalam penulisan lagu, karena rentang waktunya cukup panjang, gue jadi bisa selalu nulis lagu. Setiap waktu, kalo memang ada inspirasinya, langsung dituangin jadi lagu.
Kalo ditanya inspirasi terbesarnya siapa, mungkin baru ketauan ketika ketika semua lagunya sudah digabung menjadi satu kantung album.
Tapi kalo sekarang, (inspirasnya) masih luas banget. Soalnya masih ngumpulin materi. Tapi nanti kalo semuanya udah kekumpul jadi album, mungkin gue baru bisa jawab inspirasinya darimana.
But are planning to play something different dari album-album sebelumnya? Cross-genre mungkin?
Gue nggak menutup diri untuk kemungkinan itu. Namanya juga proses berkarya, segala hal bisa jadi sangat menarik dan bisa sangat cocok untuk menyampaikan pesan lewat lagu.
Cuman gue belum punya rencana yang spesifik, meski tetap membuka diri.
Yang pasti sih cara pikir gue sebagai penulis lagu kan terus berkembang. Jadi tanpa diusahakan ekstra pun mestinya sudut pandang penulisannya juga, mudah-mudahan, juga baru.
Pengen tau dong, ada nggak sih lagu-lagu rilisan terbaru, lokal atau internasional, yang sekarang lo lagi suka dengerin?
Sekarang gue lagi dengerin banget lagu Serta Mulia punya Sal Priadi. Menurut gue lagu itu bagus banget! Dan mesti nonton video klipnya juga!
Terus lagunya Dere yang judulnya Berisik. Karena menurut gue orang yang umurnya baru 18 tahun bisa bikin lagu kayak gitu keren banget.
Ada juga lagu dari track kedua album terbarunya John Mayer, tapi lupa judulnya apa hahaha!
Kami sempet nonton beberapa konser kak Tulus, salah satunya konser Monokrom yang di Bandung. Nah, kali kami perhatiin panggung kak Tulus nggak kayak panggung biasanya, bahkan jadi aspek tersendiri yang cukup stand out. Nah panggung itu lo rancang sendiri atau justru dibantu orang lain sih?
Spesifik yang di Bandung dan Jakarta itu hasil kolaborasi gue dengan mas Yoga Nurdiansyah. Ketika itu, kami berdua bersama tim kali bikin desain panggungnya. Panggung yang di Bandung itu wujudnya miring-miring dan berbentuk setengah lingkaran.
Tapi bentuk panggung gue nggak selalu begitu.
Kalo kami punya waktu dan kesempatan untuk bisa membuat panggung pertunjukan yang extra, kami pasti akan desain panggungnya. Tapi nggak semua panggung begitu.
Apa lagu Tulus favorit lo? Let us know in the comments below!
–