Salah satu tersangka korupsi proyek Masjid Sriwijaya, nilai kerugian Rp116 miliar

Kasus dugaan koripsi Masjid Raya Sriwijaya di Palembang berhasil mencuri sorotan publik beberapa waktu belakangan.

Hal ini dipicu kabar hilangnya ingatan Ahmad Nasuhi yang merupakan tersangka kasus tersebut.

Rumor yang bersirkulasi, kondisi tersebut terjadi akibat penyakit hidrosefalus dan aneurisma yang dideritanya sejak lama.

(Kind.id)
Baca juga: Kenalan Dengan Helene Simon, Nenek Buyut yang Jadi Model Kecantikan di Usia 99 Tahun!

Kesehatan memburuk sejak ditahan

Usai kabar ini tersebar, pengacara Ahmad Nasuhi, Ridho Junaidi pun angkat suara.

Ridho menjelaskan, Ahmad Nasuhi memang menderita penyakit hidrosefalus dan aneurisma. Kliennya tersebut tidak hilang ingatan, namun hal itu bisa saja terjadi jika penyakit tersebut tidak dirawat. Bukan hanya itu, Ahmad Nasuhi juga terancam stroke bahkan meninggal dunia.

Yang pasti, kondisi kesehatan Ahmad Nasuhi memang memburuk karena mengalami tekanan saat diperiksa oleh penyidik kejaksaan dan pasca ditahan.

Ia mengaku sering sakit kepala dan mual. Proses pemeriksaan pun berjalan lambat karena faktor kesehatan Nasuhi.

Saat ini pihaknya pun tengah mengusahakan penanganan medis terbaik buat Ahmad Nasuhi.

Baca juga: Kemenparekraf Siap ‘Gendong’ Industri Mice Dengan Insentif dan Dana Hibah

Masjid Sriwijaya, digadang-gadang jadi masjid terbesar di Asia

Bulan Juni lalu, nama Ahmad Nasuhi ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi Masjid Raya Sriwijaya Palembang oleh penyidik Kejaksaan Tinggi Sumsel.

Ada empat tersangka yang sudah mejalani persidangan. Mereka adalah Ketua Umum Panitia Pembangunan Masjid Raya Sriwijaya Eddy Hermanto, Ketua Panitia Divisi Lelang Syarifudin, Project Manager PT Yodya Karya sebagai kontraktor Yudi Arminto, dan Kerjasama Operasional (KSO) PT Brantas Abipraya-PT Yodya Karya Dwi Kridayani.

Adapun nilai kerugian negara yang disebabkan mencapai Rp116 miliar.

Rencana pembangunan Masjid Raya Sriwijaya sendiri sudah dibuat sejak lama.

Masjid yang dibangun di atas lahan 20 hektare tersebut digadang-gadang menjadi yang terbesar di asia. Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin bahkan sempat menyebut masjid tersebut sebagai destinasi wisata religi.