Apa jadinya kalau ada orang yang benar-benar tinggal di gua, layaknya kartun “The Flintstones“?
Ini bukan hal yang ‘ngarang’ bagi Hais Abdjul (60). Ia sudah menjalani 10 tahun hidupnya di gua di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Alasannya, karena ia menilai hidupnya di gua cukup nyaman.
Seperti apa kehidupannya di dalam gua yang ia sulap jadi tempat tinggal itu?
Tinggal di gua, menyulapnya jadi rumah
Melansir Detik, kakek berumur 60 tahun itu menyebut tinggal di gua karena memanfaatkan lahan kosong miliknya. Gua tersebut berada di pemukiman warga, beberapa meter dari jalan raya Kecamatan Kema, Desa Kema 3.
Bagaikan rumah atau tempat tinggal pada umumnya, terdapat ruang tamu yang lengkap dengan tempat duduknya serta tempat tidur. Walaupun sederhana dengan fasilitas yang seadanya, Hais merasa sangat nyaman.
Berbeda dengan rumah “The Flintstones“, di rumah gua Hais tentunya terdapat listrik.
“Tinggal sejak 2010. Tinggal di sini hanya memanfaatkan lahan. Saya ada rumah, tapi lama-lama kan papan akan ganti. Kalau ini kan tidak perlu ganti seng, cat, dan lain-lain. Yang penting aman lah.” ujar Hais kepada Detik.
Merasa aman dan nyaman di gua, Hais akui ingin selamanya di sana
Hais menjelaskan kalau gua yang ia sulap jadi rumah itu sudah ia kerjakan sejak 2006. Dengan alat seadanya (betel dan palu), ia mengerjakan proyek rumah gua itu sendiri tanpa bantuan siapapun.
Padahal, ia mengaku selama ini anggota keluarganya sudah mengajak untuk tinggal di rumah mereka. Namun, tawaran itu selalu Hais tolak karena sudah merasa nyaman tinggal di gua kesayangannya itu.
Ia juga tidak mempermasalahkan soal bantuan rumah dari pemerintah setempat. Toh, ia merasa lebih nyaman berada di gua.
—
Wah, apa rasanya ya tinggal di gua?
Baca juga: