Toilet jadi bentuk perlawanan warga Cina
Menyusul keberhasilan Presiden Xi Jinping mengamankan periode ketiganya dalam puncak Kongres Komunis Cina (PKC) pada akhir pekan lalu, sejumlah rakyat pun menggaungkan “Revolusi Toilet.”
Gerakan tersebut pun disebut-sebut sebagai bentuk penolakan dan perlawanan atas periode ketiga presiden tersebut menjabat.
Baca juga: Dua Bocah Maluku Rela Ngumpet Dalam Kardus di Kapal Motor Demi Temui Ibu Kandung
Protes di toilet
Revolusi tersebut mengacu pada kritikan dan lontaran amarah publik yang dituangkan ke bilik toilet.
Beberapa di antaranya adalah “Kebebasan, bukan lockdown,” “Kehormatan, bukan kebohongan,” “Reformasi, bukan regresi,” hingga “Pemilu, bukan kediktatoran.”
Nggak cuma itu, banyak pula yang menggambar Winnie the Pooh, karakter kartun yang kerap disamakan dengan sang presiden.
Hal ini dilakukan karena adanya pengawasan kamera pengintai CCTV.
Baca juga: Pulau Pasir NTT Diklaim Australia, Masyarakat Adat Layangkan Gugatan
Sensor media
Perlu diketahui, salah satu alasan kuat hal ini dilakukan adalah adanya semangat perlawanan atas pemerintah yang otoriter.
Banyak pemberitaan dan perbincangan yang dihapus dari berbagai platform media sosial.
“Saya merasa kebebasan yang sudah lama hilang ketika menggambar itu. Di negara dengan kebudayaan ekstrem dan sensor politik ini, tak ada ekspresi politik diperbolehkan,” ujar Raven Wu, seorang mahasiswa yang ikut serta dalam revolusi toilet, dikutip dari CNN.
Your thoughts? Let us know!