Indonesia kaya akan budaya dan suku dengan tradisi unik masing-masing.
Kali ini, keunikan tradisi datangnya dari Suku Ammatoa atau Kajang di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Salah satunya saat tengah berduka, ada tradisi yang mengharuskan mereka memakai sarung hitam tanpa baju selama 40 hari.
Selama itu pula mereka tak boleh mandi.
Suku Kajang dan tradisi uniknya saat berduka
via
Oleh warga setempat, tradisi unik itu punya sebutan Ikkarambi. Artinya, melilitkan sarung ke badan dan dada sewaktu di dalam rumah.
Saat keluar rumah, sarung mereka lilitkan ke bagian kepala. Tradisi ini bernama A’bohong. Selama 40 hari mereka memakai sarung, orang Suku Kajang tak boleh menggantinya, apalagi mandi.
Selain itu, ada pula sejumlah larangan yang keluarga berduka tak boleh lakukan. Salah satunya, tak boleh bawa cabai ke dalam rumah, dengan alasan hal itu bisa bikin orang yang meninggal merasa ‘panas’ di alam kubur.
Masyarakan Kajang memang terkenal dengan keteguhannya memegang tradisi mereka.
Makna kematian bagi Suku Kajang
Biasanya, kematian dianggap sebagai peristiwa duka yang membawa sengsara. Namun, Suku Kajang punya cara tersendiri untuk memaknai kematian.
Mengutip Identitas, kematian bagi Suku Kajang merupakan sebuah perjalanan indah penuh nasihat.
Hal tersebut tercermin dari tradisi-tradisi (termasuk tradisi unik mereka) yang terus berjalan hingga saat ini. Bukan cuma berisi 40 hari tadi, ternyata suku ini melakukan tradisinya hingga hari keseratus kematian.
Tradisi unik ini mulai dari memainkan alat musik khasnya yang mirip seruling, Basing. Sepuluh hari kemudian, keluarga orang meninggal kembali ke rumah duka dan memberikan uang kepada para pemain Basing.
Pada puncak perayaan, keluarga duka yang dari luar daerah pun berkumpul dan menyajikan makanan bernama dangan lajo-lajo.
—
Apa tradisi unik yang ada di daerah lo?
Baca juga: