Polusi Udara Kurangi Angka Harapan Hidup
Laporan State of Global Air (SOGA) pada 2019 mengungkapkan polusi udara secara umum dapat mengurangi angka harapan hidup hingga 1 tahun 8 bulan di seluruh dunia. Ini berarti anak-anak yang lahir hari ini bisa saja meninggal dunia 20 bulan lebih cepat dari usia yang diharapkan, ketimbang ketika nggak ada polusi udara.
Sebagaimana diberitakan CNN International, risiko ini muncul terutama di negara-negara Asia dan Afrika. Kedua wilayah tersebut diketahui berhadapan dengan masalah paparan PM 2.5 yang cukup tinggi, pun penggunaan bahan bakar fosil untuk memasak.
(via Giphy)
Dampak Polusi Udara Jika Dilihat Secara Terpisah
Paparan PM2.5: Bertanggung jawab atas pengurangan angka harapan hidup lebih dari 1 tahun.
Polusi udara rumah tangga: Bertanggung jawab atas pengurangan angka harapan hidup hampir 9 bulan.
Ozon: Bertanggung jawab atas pengurangan angka harapan hidup kurang dari 1 bulan.
Sekitar 93% Anak Dunia Menghirup Udara Kotor Tiap Hari
Tak hanya mengurangi angka harapan hidup, ternyata masih banyak anak-anak dunia yang terpapar polusi udara setiap harinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan sekitar 93 persen anak-anak dunia yang berusia di bawah 15 tahun menghirup udara kotor tiap hari, membuat mereka berisiko mengalami masalah kesehatan dan perkembangan diri.
WHO juga memperhitungkan bahwa sebanyak 543 ribu anak di bawah 15 tahun meninggal dunia karena infeksi pernapasan akut pada 2016. Infeksi tersebut disebabkan oleh polusi udara.
“Polusi udara meracuni jutaan anak-anak dan menghancurkan hidup mereka. Ini tidak dapat diterima. Setiap anak seharusnya bisa menghirup udara bersih sehingga mereka bisa bertumbuh dan mencapai potensi penuh mereka,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Gimana Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan?
- Menyebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang.
- Menyebabkan asma.
- Mengurangi fungsi paru-paru.
- Menimbulkan infeksi pernapasan dan alergi pada anak.
- Meningkatkan risiko penyakit kronis ketika dewasa.
(via Giphy)
Apa yang bisa kita lakukan buat memperbaiki kualitas udara? Let us know!
(Photo courtesy by Unsplash)