Israel membunuh lebih dari 13.000 anak di Palestina dalam serangan sejak 7 Oktober 2023
Israel dilaporkan telah membunuh lebih dari 13.000 anak di Gaza, Palestina sejak serangan 7 Oktober 2023, sementara sisanya tengah menderita kekurangan gizi parah dan kelaparan.
Angka tersebut didapat berdasarkan data yang dimiliki Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), yang dibagikan melalui sebuah interview di CBS News, yang dikutip pada Senin, 18 maret 2024.
Data yang dimiliki UNICEF
Laporan ini berdasarkan hasil wawancara Jurnalis CBS News Margaret Brennan bersama Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell yang dilakukan pada Minggu, 17 Maret 2024 waktu setempat.
Russel mengatakan ada lebih dari 13.000 anak yang terbunuh dalam serangan genosida yang dilakukan oleh Israel.
Ribuan anak lainnya mengalami luka-luka, atau bahkan tidak dapat diketahui keberadaannya, ada kemungkinan bisa saja mereka terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur karena serangan Israel ke Gaza dan Palestina.
Sementara itu ribuan lainnya telah kehilangan salah satu bahkan kedua orang tuanya, beberapa di antaranya adalah anak-anak.
Angka kematian anak-anak yang tertinggi hampir di semua konflik di dunia
Russel bahkan mengatakan bahwa angka kematian anak yang terjadi di Gaza merupakan angka tertinggi hampir di semua konflik yang terjadi di dunia.
“Saya pikir angka-angka yang kita lihat di luar Gaza sungguh mengejutkan. Maksud saya, kita belum pernah melihat tingkat kematian anak sebesar itu di hampir semua konflik lain di dunia. Ini sungguh mengejutkan,” kata Russel saat menanggapi pernyataan Brennan soal perbandingan angka kematian anak di Israel dengan di Palestina.
Bangsal anak di Gaza yang derita kekurangan gizi & kelaparan ga punya tenaga buat nangis
Data yang dimiliki UNICEF mengatakan sebanyak 31% anak-anak di Gaza utara yang satu dari tiga anak di bawah usia dua tahunnya menderita kekurangan gizi akut.
Data tersebut menjelaskan alasan tigginya angka kematian anak-anak di Gaza.
Selain menjadi korban dari serangan militer brutal yang menargetkan sipil, Israel juga membuat Palestina menderita kelaparan.
The worst part is, anak-anak yang menderita anemia bahkan gizi buruk tidak mempunyai tenaga untuk menangis.
“Saya pernah berada di bangsal anak-anak yang menderita anemia gizi buruk yang parah, seluruh bangsal benar-benar sepi. Pasalnya, anak-anak, bayi, di sana bahkan tidak mempunyai tenaga untuk menangis,” ujar Russel.
—
Let uss know your thoughts!