Universitas Harvard menemukan gejala penyempitan pernapasan pada pengguna vape
Sebuah penelitian dari Universitas Harvard baru-baru ini menemukan bahwa nge-vape bisa bikin penggunanya menderita kerusakan paru-paru parah.
Menurut penelitian dari Massachusetts General Hospital dan Harvard tersebut, penggunaan e-cigarettes tersebut bisa menyebabkan penyumbatan kecil pernapasan dan gejala yang mirip asma.
Kondisi itu mulai mereka temukan pada remaja dan dewasa yang rutin menghisap vape.
‘Seperti tentara yang pulang dari perang’
Pada studi pertama, mereka mengevaluasi jaringan paru-paru pengguna vape.
Para peneliti Universitas Harvard ini pun menemukan kerusakan di saluran udara, mirip dengan kondisi yang kerap muncul pada tentara yang kembali dari perang.
Biasanya, para tentara perang memiliki kondisi ini karena sudah terpapar gas beracun.
“Keempat individu yang kami teliti memiliki cedera yang terlokalosasi pada lokasi anatomi yang sama di dalam paru-paru, bermanifestasi sebagai fibrosis kecil yang berpusat pada saluran napas dengan bronkiolitis konstriktif, terkait dengan vape,” tulis peneliti, Lida Hariri dari Harvard Medical School.
Angka pengguna vape yang makin tinggi
Penelitian itu menyebutkan, angka pengguna vape di Amerika Serikat bertambah dengan sangat pesat, terutama di kalangan remaja dan dewasa.
Sembilan persen dari populasi dan hampir 28 persen murid SMA merupakan pengguna e-cigarette.
“Tak seperti merokok, bagaimanapun, efek jangka panjang dari rutin menggunakan vape belum diketahui,” tulis laman Universitas Harvard.
Selain itu, mereka juga menyebutkan bahwa berhenti merokok, baik dengan rokok biasa maupun elektrik bisa mencegah banyak penyakit yang mungkin muncul.
What are your thoughts? Let us know!
-
Tawuran, Siswa SMK di Jaktim Bawa Buaya Buat Senjata
-
China Larang Warganya Deket-Deket dengan Orang Asing, Cegah Infeksi Cacar Monyet
-
Perseteruan Johnny Depp dan Amber Heard Diadaptasi Jadi Film
(Image: via Unsplash)