Astronot perempuan tersebut jadi bagian dari misi Artemis yang bertujuan untuk menjelajahi bulan
NASA siap mengirimkan astronot perempuan untuk misi penjelajahan ke bulan.
Misi tersebut dinamai misi Artemis dan jadi kali pertama NASA mengirimkan astronot perempuan ke bulan.
Baca juga: NASA Perlihatkan Bukit Pasir Biru di Planet Mars, Ini Penjelasannya!
Pengiriman astronot perempuan ke bulan sebagai langkah inklusifitas?
Peggy Whitson, ahli biokimia yang jadi sempat jadi astronot perempuan NASA mengungkapkan, hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan kinerja keras kamum perempuan.
Ia juga mengungkapkan bahwa misi ini digagas sebagai langkah nasa untuk “membantu memperkenalkan dan mempromosikan minat untuk terbang ke bulan.”
“Aku rasa terbang ke bulan adalah langkah logis selanjutnya, dan dibutuhkan demi mengembangkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pergi ke Mars,” jelas Whitson, dikutiip dari Space.com.
Semangat yang sama pun diungkapkan Amy Shira, sejarawan penerbangan luar angkasa.
“Kami menyadari bahwa kali terakhir kita pergi ke bulan, adalah era 60-an, dan semuanya adalah pria. Jadi kami berupaya untuk memperbaiki kesalahan di masa lampau,” ujarnya.
Meski begitu, para perempuan tersebut bukan dipilih semata-mata kerena jenis kelaminnya.
“NASA tak mengatakan bahwa ‘misi kami adalah untuk mendaratkan perempuan ke bulan,’” ungkap astronot NASA, Nicole “Duke” Mann.
“Misi kami kembali ke bulan adah untuk menciptakan operasi luar angkasa sebagai bagian dari misi Artemis. Dan realitanya, Kantor Astronot sudah sangat beragam hari ini, dan banyak pekerjanya yang berjenis kelamin perempuan,” lanjut Mann.
“Kami menyadari ragam latar belakang, jenis kelamin berbeda, agama yang berbeda dan pengalaman yang berbeda, dan ketika semuanya disatukan, aku rasa, menjadikan kami sebagai agensi yang lebih kapabel.”
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Dikabarkan Sepakat Merger, akan Ganti Nama Jadi GoTo?
Manusia ke Mars?
Sebagaimana yang telah diungkapkan Whitson, salah satu poin misi Artemis adalah untuk pengembangan infrastruktur supaya umat manusia bisa pergi ke planet Mars.
Di masa depan, bukan tidak mungkin manusia membangun pemukiman di planet tersebut. Bahkan sebuah studio arsitektur bernama ABIBOO sudah merencanakan hal ini.
ABIBOO membuat rancangan besar yang mencakup 5 kota. Masing-masing kota akan berkapasitas 200.000 dan 250.000 orang. Dengan demikian, Nüwa pun akan punya kapasitas maksimal 1 juta penduduk.
Sistem hidroponik akan dimanfaatkan sebagai penghasil makanan, sementara sistem pembangkit tenaga surya akan dimanfaatkan sebagai penghasil listrik.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pemukiman permanen pertama di planet Mars tersebut akan bernama Nüwa dan bakal dibangun pada 2054.