European Medicines Agency (EMA) menyebut tengah menguji vaksin Covid-19 asal China, Sinovac (SVA.O). Uji secara real-time yang mereka lakukan ini masih di tahap awal. Kemudian dari uji awal vaksin ini di manusia dan hewan, Sinovac terbukti dapat memicu respons kekebalan tubuh pada virus Corona.
Pengujian vaksin ini akan terus mereka lakukan untuk menjadi pertimbangan izin penggunaannya di Eropa. Selain vaksin ini, ada tiga vaksin lainnya yang sudah melewati ujian serupa, yaitu CureVac, Novavax Inc (NVAX.O), dan Sputnik V dari Rusia. Sementara itu, Sinovac jadi vaksin asal China pertama yang mereka uji.
Kemanjuran vaksin Covid-19 Sinovac
Dari uji klinis di negara-negara lain, vaksin Covid-19 Sinovac ini menunjukkan sekitar 50 – 90 persen tingkat kemanjurannya. Kini Sinovac sudah resmi di banyak negara, seperti China, Brazil, Turki, termasuk juga Indonesia.
Melansir Reuters, vaksin ini mengandung virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif atau mati untuk membantu imun tubuh manusia menciptakan antibodi.
Pada awal April, Sinovac menyatakan pabrik produksi vaksin ketiganya ini memiliki nama ‘CoronaVac’ di beberapa wilayah. Dan juga, mereka siap untuk menggandakan kapasitas tahunannya menjadi dua miliar dosis.
Selain itu, mereka juga sudah mengirimlan sebanyak 200 juta dosis vaksin secara global.
Penggunaan Sinovac di Indonesia
Kemenkes menetapkan tujuh vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia. Vaksin-vaksin tersebut antara lain PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, dan tentunya Sinovac, mengutip Alodokter.
Di Indonesia, vaksin Sinovac sudah melalui fase III uji klinisnya. Selain itu, vaksin ini juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (EUA) dari BPOM.
Sertifikasi halal pun sudah Majelis Ulama Indonesia (MUI) keluarkan untuk vaksin ini.
Menurut penilaiannya, vaksin ini terbilang aman, karena efek samping yang muncul biasanya bersifat ringan dan sementara. Misalnya, nyeri di lokasi penyuntikkan, nyeri otot, dan sakit kepala. Sementara itu, rata-rata efek samping ini akan hilang dalam waktu tiga hari.
—
Baca juga: