WTAPS atau disebutnya doubletaps merupakan brand ‘streetwear‘ asal Jepang yang sudah malang melintang sejak tahun 1996. Semenjak didirkan oleh Tetsu Nishiyama, brand tersebut merupakan salah satu ‘barisan terdepan’ dari Japanese Streetwear sampai dengan saat ini.
WTAPS melakukan sesuatu yang luar biasa dengan line clothing yang mereka rilis, dimana koleksi mereka sering kali terinspirasi dari sejarah militer, ‘outdoor‘ clothing dan bahkan subkultur kontemporer seperti ‘punk‘ dan ‘skateboard‘.
Sejarah WTAPS
Menariknya Tetsu Nishiyama ternyata sudah terlebih dahulu memiliki brand sebelum WTAPS! Brand tersebut adalah FPAR (Fourty Percent Againts Right), sebagian besar desain pada FPAR adalah ‘bootlegs‘ dari yang sudah ada sebelumnya, dan nama tersebut ternyata dipilih karena memang ide ‘awal’ yang dicontek dan dimodifikasi olehnya adalah sekitar 40%.
FPAR sendiri sudah exist sejak tahun 1993, sejak saat itu FPAR terus ‘exist‘ sampai saat ini, meskipun secara popularitas kalah dari pada WTAPS yang didirikan Testsu 3 tahun setelahnya. Saat ini FPAR lebih menjurus kepada ‘lifestyle brand’.
Nama WTAPS diambil dari sebuah terminologi militer. Diucapkan sebagai ‘DOUBLE TAPS‘, dimana W merupakan singkatan dari ‘double’ yang populer ditahun 1930 sebagai refrensi teknik tembakan dimana dua tembakan beruntun berhasil mengenai target yang sama.
Sejak awal WTAPS mulai berjalan, brand ini selalu berfokus kepada ‘military aesthetic‘ dan sebagian besar dari ‘lookbook’ yang mereka rilis sering kali menampilkan BDU Camo dari head to toe. Lihat saja hasil scan dari majalah Jepang – Asayan.
Via Eyecmag.com
‘Core‘ dari WTAPS dalah membawakan military style tanpa melupakan esensi aesthetic-nya, koleksi yang dirilis oleh WTAPS juga tidak jauh berbeda dengan apa yang bisa ditemukan pada toko militer (boonie hats, fields jackets, BDUS, cargo dan duffle bags). Pada koleksi awal, ekseskusi mereka benar-benar luar biasa ‘military‘, namun mereka menambahkan sebuah detail kreatif dibalik Balaclava, dengan menaruh label tag bertuliskan WTAPS.
Filososi WTAPS
‘Placing things where they should be‘ – begitulah salah satu kalimat populer yang pernah diucap oleh Nishiyama. Hmph, apa yah maksud dari kalimat tersebut?
Pada sebuah artikel di Highsnobiety pada tahun 2013, akhirnya misteri akan makna sesungguhnya dari kalimat tersebut dijelaskan oleh Nishiyama. ‘
[It] really is from my intuition. To me, “placing things where they should be” is the basis and the foundation of design. That’s why I use it as a slogan. As I did fashion, I got a bit exhausted with the repetition every season. Things could be the same, the same and the same… I needed quite some motivation to keep going. And … whenever I think of the motivation I return back to the origin, to the foundation … “placing things where they should be.” This is my starting point when it concerns fashion.
Dirinya merasa bosan dengan apa yang terus berulang di setiap ‘season‘ dan kalimat tersebut ternyata menjadi sebuah motivasinya. Selain slogan tersebut, pria kelahiran 14 Febuari ini juga memiliki dua prinsip lain yang selalu dia junjung dalam setiap karyanya.
Pertama adalah terminologi jepang ‘miya-daiku‘, sesuatu yang begitu melekat dengan para tukang kayu di Jepang, dimana mereka mampu menggunakan setiap ‘kayu’. Nishiyama menjelaskan ;
These master artisans understood that trees can be imperfect. It can be curved, but the way it is curved does have the power, the origin, the beauty and the aesthetics to it too. Even if a tree is bent, it has certain aesthetics in it. I do not see it as a defect, but rather understand and make the full use of its potential and reflect it in my design.
Yang dimaksud olehnya adalah dia sangat berusaha mengapresiasi sesuatu, apa yang kurang ‘baik’ bukan berarti sesuatu yang gagal melainkan dirinya berusaha memaksimalkannya dan merefelksikannya pada desain yang dia buat.
Prinsip lainnya adalah Taoism, meskipun dirinya mengaku sebagai seorang ateis, Nishiyama mengaku mengadaptasi beberapa aspek dari ajaran Tao. Ditahun 2013, lewat sebuah video yang dikerjakan oleh Obscura Magazine, dirinya menceritakan bagaimana dia menjalankan beberapa prinsip Taoism.
Hal tersebut juga bisa dilihat dari rilisan WTAPS pada edisi Fall/Winter 2013 bertajuk ‘Lisftit.
Di mana pada koleksi tersebut Nishiyama menggabungkan antara kerja, bermain dan belajar ke dalam sebuah kesatuan, dan itulah yang selama ini dilakukan WTAPS dan seirama dengan ajaran dan filosifi Taoist.
—
That’s it untuk sejarah dan filosi singkat dari WTAPS, fakta lainnya adalah Tetsu Nishiyama begitu dekat dengan Shinsuke Takizawa yang merupakan founder Neighborhood, dan kedekatan mereka berujung pada ‘concept store‘ yang merupakan ide dari Shinisuke dan kemudian diberi nama HOODS.
HOODS sendiri merupaka stockist dari WTAPS dan Neighborhood, dan HOODS bukan hanya ada di Jepang, melainkan Hong Kong dan Beijing.
Untuk berikutnya, gimana kalau kita bahas Neighborhood? Who agree?
source : Grailed, Heddels, Hypebeast, Higsnobiety