Dari Dress Code, Alkohol, sampai Public Display of Affection
Piala Dunia 2022 Qatar bikin para calon penontonnya bingung. Pihak Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan pemerintah Qatar terlihat nggak kompak buat beberapa hal.
Pertama, ada peraturan soal alkohol terutama bir yang penjualannya dilarang. Pada tanggal 18 November 2022, pihak FIFA mengumumkan bahwa nggak akan ada penjualan bir di lokasi sebelum atau sesudah pertandingan. Masalahnya, salah satu sponsor besar piala dunia adalah brand bir.
FIFA told Belgium to remove the word "love" from the INSIDE of their away shirt
I really hope we show some balls and don't do it. Let's also wear the #OneLove captains' armband and show FIFA what they can do with their yellow cards 🇧🇪🏳️🌈 #FIFAWorldCup pic.twitter.com/S2j1gm41Yv
— Donaat 🇧🇪 (@Don_923) November 22, 2022
Kedua, pemerintah Qatar dan FIFA bilang bahwa semua penonton termasuk komunitas LGBTQ bakal diterima. Tapi, penggunaan atribut yang terasosiasi sama LGBTQ itu sendiri dilarang.
Sebelumnya sudah ada kasus di mana penonton nggak bisa masuk, dan pesawat yang hampir gagal mendarat karena ada atribut tersebut. Belum lagi, hukum Qatar mengatur kalau hubungan seks sesama jenis, khususnya laki-laki, bisa kena penjara 7 tahun.
Beberapa orang suporter asal Wales ditolak pihak keamanan masuk ke stadion karena menggunakan topi bermotif pelangi. ❌😵💫pic.twitter.com/fa3tOYx07G
— Extra Time Indonesia (@idextratime) November 22, 2022
Ketiga, masalah Public Display of Affection. Bahkan buat pasangan heteroseksual, mereka dianjurkan buat nggak menunjukan keintiman di ruang publik. Memang ini nggak diatur khusus lewat sebuah peraturan, tapi pemerintah Qatar dengan spesifik bilang untuk “menghargai budaya” mereka.
Sama seperti daerah lain yang menggunakan hukum syariah, hubungan seksual di luar nikah juga bisa kena hukum cambuk di Qatar.
Piala Dunia Paling Mahal
Qatar memang bukan negara besar. Tapi, bukan berarti kalau pengeluarannya nggak besar juga. Bisa diliat dari pembuatan stadion yang mewah buat Piala Dunia.
Stadion yang dibangun dengan budget lebih dari $6,5 miliar itu bakal nge-highlight budaya dan tradisi timur tengah di dalamnya.
Secara keseluruhan, sebagai tuan rumah Qatar ngeluarin budget sebesar $220 miliar. Ini jumlah yang luar biasa ini cukup nggak masuk akal kalo dibandingin sama Piala Dunia sebelumnya.
Saat Brazil jadi tuan rumah di tahun 2014, mereka cuma ngabisin sekitar $11,5 miliar. Kamu mungkin inget betapa meriahnya acara tersebut. Buat perbandingan lain, di Piala Dunia 2018 Rusia, mereka ngabisin sekitar $14 miliar. Jauh banget, kan?
Semi-Automated Offside Technology
Senada sama budget yang besar, nggak tanggung-tanggung Qatar pun pakai teknologi terbaru buat Piala Dunia kali ini.
Nama teknologinya itu Semi-Automated Offside Technology. Kurang lebih, teknologi ini bakal bisa nilai dan mutusin masalah offside dengan lebih akurat.
Secara teknis, posisi bola dan pemain bakal di-track sama inertial measurement unit sensor yang ditaruh di dalam bola. Data yang disimpan ini nantinya bakal ngasih tahu kalau ada kemungkinan offside dengan lebih akurat.
Madiun Produksi Bola Resmi Piala Dunia
Indonesia memang nggak ikutan Piala Dunia sebagai negara yang berkompetisi. Tapi, Indonesia, spesifiknya Madiun, Jawa Timur, punya peran penting buat Piala Dunia yaitu bikin bola.
Nama bola tersebut adalah Al-Rihla. Dari penjelasan di situs FIFA, dijabarin kalau arti dari bola itu adalah perjalanan.
“Bola Al Rihla merupakan bola pertandingan resmi yang menakjubkan, ramah lingkungan dan berkualitas tinggi dari Adidas,” ujar Direktur Pemasaran FIFA, Jean-François Pathy dikutip dari situs FIFA.
Adidas nunjuk Global Way Indonesia yang berlokasi di Madiun buat produksi bola ini. Nggak cuma karena hasil produksi yang bagus, tapi karena bola ini adalah yang pertama diproduksi pakai tinta dan lem berbahan dasar air. Keduanya diproduksi dari Madiun juga.
Tuan Rumah Pertama yang Kalah di Laga Pembuka
Selain hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Hal baru lainnya adalah Qatar jadi tuan rumah pertama yang kalah di laga pembuka.
Sejak pertama dilangsungkan pada tahun 1930, nggak pernah ada tuan rumah yang kalah di pertandingan pertama. Qatar berhasil, dengan ironis, memecahkan rekor tersebut.
Dalam 92 tahun perjalanan Piala Dunia, peristiwa di mana Qatar kalah dari Ekuador dengan skor 0-2 adalah pemecah rekor sekaligus pil pahit yang mesti Qatar telan.
—
-
Kucing Busok: Terlanjur Langka Walau Akhirnya Diakui Dunia
-
Sekolah Luring Lagi, Bullying Juga Balik Lagi?
-
Hari Pertama Piala Dunia 2022, Kericuhan Sudah Pecah antara Penonton dengan Petugas