Sandiaga Uno singgung fenomena “Swiftonomics.”
Dalam wawancara bersama Bloomberg, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia memerlukan “Swiftonomics” untuk menaikkan industri pariwisata.
Swiftonomics sendiri merupakan sebuah fenomena di mana penyanyi Taylor Swift mampu “membawa” ratusan juta dolar Amerika Serikat untuk pariwisata, pajak, dan usaha lain ke tempat ia menyelenggarakan konser.
“Kita memerlukan ‘Swiftonomics’ untuk sektor pariwisata Indonesia.”
- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
(via Giphy)
Apa Itu Swiftonomics?
“Swiftonomics” merupakan istilah yang merujuk pada pengaruh penyanyi Taylor Swift, di mana ia mampu meningkatkan ekonomi dari konser yang ia lakukan.
Dilansir dari Northeastern Global News, Taylor Swift memiliki kekuatan buat bawa dampak positif ke kota dan kehidupan orang lain. Contohnya, pengunjung konser Taylor Swift di suatu kota bisa saja mengeluarkan uang buat bayar hotel, restoran, taksi, dan berbagai bisnis lain buat bikin mereka merasa lebih nyaman menghadiri konser penyanyi tersebut.
Nilai Konser Taylor Swift
Konser “The Eras Tour” Taylor Swift mendapatkan penjualan tiket kotor hingga USD1,04 miliar. Taylor Swift berhasil menjual sekitar 4,35 juta tiket untuk 60 pertunjukkan selama 2023.
Sumber: Variety
“Swiftonomics” di Berbagai Negara
Singapura jadi salah satu negara yang merasakan efek positif dari konser Taylor Swift. Melansir dari Channel News Asia, beberapa hotel dan maskapai penerbangan mengatakan kalau permintaan tiket penerbangan dan akomodasi yang berdekatan dengan konser penyanyi itu naik hingga 30 persen. Singapore Tourism Board (STB) bahkan memberikan hibah untuk konser Taylor Swift karena dinilai bakal membawa keuntungan bagi negara itu, khususnya untuk sektor pariwisata.
Di Australia, konser Taylor Swift digadang-gadang membawa sekitar AUD 300 juta (Rp3,07 triliun) untuk perekonomian negara itu, dikutip dari 1News. Nggak hanya itu, spesifik di Sydney, konser Taylor Swift meningkatkan pengeluaran masyarakat di kota tersebut hingga 20% dalam waktu 4 hari konser.
Dampak Konser Taylor Swift di Jepang
Ekonom di Tokyo City University, Eto Mitsumasa, mengatakan bahwa konser taylor Swift yang berlangsung selama 4 hari di Jepang bisa mendatangkan dampak ekonomi hingga lebih dari 34 miliar yen (Rp3,5 triliun).
- Dampak dari penjualan tiket: Sekitar 5,4 miliar yen.
- Dampak dari penjualan merchandise: Sekitar 3,4 miliar yen.
- Dari fans luar kota dan layanan lain: Sekitar 15,6 miliar yen.
Sumber: NHK
(via Giphy)
Tentang Swifties
Swiftie sendiri merupakan istilah yang ditujukan untuk fans Taylor Swift. Menyebut seseorang sebagai swiftie berarti bahwa orang itu sangat suka dan setia sama Taylor Swift ketimbang pendengar biasa.
- Sekitar 53%: Orang dewasa di Amerika Serikat merupakan fans Taylor Swift.
- 16%: Mengaku merupakan penggemar berat Taylor Swift.
- 44%: Dari 16% penggemar berat yang mengatakan mereka adalah Swifties.
- 45%: Penggemar berat Taylor Swift adalah generasi milenial.
- 23%: Penggemar berat Taylor Swift adalah baby boomers.
- 21%: Penggemar berat Taylor Swift adalah generasi X.
- 11%: Penggemar berat Taylor Swift adalah generasi Z.
Tentang Taylor Swift
- Nama: Taylor Alison Swift
- Lahir: 13 Desember 1989
- Penghargaan: TIME Person of the Year (2023), 14 Grammy Awards, Billboard Woman of the Year (2014)
- Lagu Populer: Anti-Hero, Cruel Summer, Shake It Off, Love Story
Apa lagu Taylor Swift favorit kalian? Let us know!
(Photo courtesy by AFP)