Kemenkominfo dan Microsoft Hadirkan Program elevAIte Indonesia: Apa yang Ditawarkan?
Indonesia kini semakin serius mengejar transformasi digital, salah satunya lewat program elevAIte Indonesia yang resmi diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkominfo) bersama Microsoft.
Program ini dirancang untuk mencetak generasi muda yang cakap dalam kecerdasan buatan (AI) dan diharapkan menjadi salah satu langkah strategis untuk mempercepat pengembangan ekonomi digital nasional.
Satu Juta Talenta Digital: Ambisi Besar Kemenkominfo
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa program ini memiliki target besar—melatih satu juta talenta digital dalam waktu satu tahun.
Fokus utama? Pendidikan AI yang inklusif untuk semua kalangan, termasuk perempuan dan aparatur sipil negara.
“Tentu dengan harapan mereka bisa memahami bagaimana AI bekerja dan juga memastikan bahwa masyarakat aman dan percaya terhadap upaya transformasi digital,” ungkap Meutya saat peluncuran program di Jakarta.
Dia juga menekankan bahwa AI bukan sekadar teknologi, melainkan alat untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Melatih satu juta talenta di bidang AI adalah kunci untuk memastikan Indonesia bisa bersaing di ekonomi digital global,” tambahnya.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Masa Depan AI
Presiden Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menjelaskan bahwa elevAIte Indonesia bukan sekadar program pelatihan.
Inisiatif ini menghubungkan pemerintah, industri, institusi pendidikan, dan komunitas untuk memanfaatkan AI dalam meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi.
“Kami tidak hanya fokus pada pembelajaran, tetapi juga pada pengidentifikasian masalah, tantangan, dan peluang yang bisa dipecahkan dengan AI,” ujarnya.
Dharma percaya bahwa Indonesia sudah saatnya menyadari potensi besar yang dimiliki AI. “Saatnya untuk Indonesia merealisasikan nilai dan value yang bisa kita dapatkan dari artificial intelligence,” tambahnya.
Tantangan dan Potensi Ekonomi Digital Indonesia
Meski peluang yang dihadirkan AI sangat besar, tantangan juga tidak kalah berat. Presiden Microsoft ASEAN, Andrea Della Mattea, mengungkapkan bahwa AI berpotensi menyumbang lebih dari USD 366 miliar (sekitar Rp5,8 kuadriliun) pada PDB Indonesia pada tahun 2030. Namun, kurangnya keterampilan digital menjadi penghambat utama.
“Kami merasa memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dengan organisasi agar mereka memahami cara-cara yang bertanggung jawab dalam mengadopsi AI,” jelas Andrea. Inisiatif seperti elevAIte Indonesia diharapkan menjadi jembatan untuk membangun kapasitas talenta lokal agar mampu bersaing secara global.
Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya mengejar ketinggalan, tapi juga membuka jalan untuk memimpin dalam era ekonomi digital.
Kini, bola ada di tangan kita semua untuk memastikan masa depan digital yang inklusif dan berdaya saing.
Top image via ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/tom.
—
Let us know your thoughts!
-
Tebal Es Jayawijaya Menipis Drastis: Sisa Empat Meter Saja!
-
Jepang Luncurkan Kereta Shinkansen One Piece, Sediakan Merchandise Eksklusif di Stasiun?
-
Kasus Anak 14 Tahun yang Bunuh Ayah dan Nenek: Ngaku Dengar Bisikan Meresahkan