Ujian nasional dihapuskan mulai tahun 2021, aspek penilaian dibagi 3
Ujian nasional dihapuskan mulai tahun 2021, hal ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim.
Sebagai gantinya, Kemendikbud menggagas sistem evaluasi pendidikan baru yang disebut dengan Asesmen Nasional.
“Ini sebagai wujud peningkatan sistem evaluasi pendidikan dari kebijakan Merdeka Belajar yang didukung penuh Presiden Jokowi untuk mendorong mutu dan hasil pembelajaran para murid,” jelasnya melalui video yang diunggah Rabu (7/10/2020).
Menurut Nadiem, Asesmen Nasional tak hanya berperan sebagai pengganti UN, USBN dan USBN, tapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.
Baca juga: Perpaduan Kesegaran RamenGvrl yang Bikin Tetap Produktif Selama di Rumah
Cara kerja Asesmen Nasional, pengganti Ujian Nasional
Nadiem menjelaskan, lewat Asesmen Nasional, guru tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses dan hasil.
Asesmen nasional akan dibagi menjadi tiga; Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
AKM dirancang untuk mengukur capaian murid dari hasil belajar kognitif literasi dan numerasi.
“Kedua aspek ini menjadi syarat bagi murid untuk berkontribusi dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masyarakat,” jelas Nadiem.
Baca juga: Ternyata Sampah Juga Bisa Dimanfaatkan Untuk Mendukung Lifestyle yang Leave No Trace
Survei Karakter akan menjadi tolak ukur pencapaian murid dari hasil belajar sosial emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil Pelajar Pancasila.
Survei Karakter akan dinilai berdasarkan 6 indikator utama; beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia, kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong, bernalar kritis, dan kreativitas.
Ketiga, Survei Lingkungan Belajar, untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
“Asesmen Nasional pada 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah maupun murid,” ungkap Nadiem.
-
Alien Mars? “Alkitab Tua” Ditemukan Lewat Foto Mars Milik NASA
-
Mukbang Sesajen: Bukannya Buat Setan Penunggu, Sesajen Malah Dimakan Content Creator
-
59 Sarkofagus Mesir Berusia 2.500 Tahun Ditemukan, Kondisinya Buat Takjub Arkeolog
–
Bosan dengan haya hidup yang gitu-gitu aja? Cobain gaya hidup INI!