Setelah lebih dari dua dekade, Rafael Nadal akhirnya menggantung raketnya.

Perjalanan panjangnya di dunia tenis berakhir dengan penuh emosi pada perempat final Piala Davis 2024. Momen ini menjadi perpisahan yang menggetarkan hati, tidak hanya bagi para penggemarnya, tetapi juga dunia olahraga secara keseluruhan.

Spain’s Rafael Nadal attends a tribute to his career at the end of the quarter-final doubles match between Netherlands and Spain during the Davis Cup Finals at the Palacio de Deportes Jose Maria Martin Carpena arena in Malaga, southern Spain, on November 19, 2024. – Superstar Rafael Nadal’s glittering career in professional tennis came to an end on November 19, 2024 as Netherlands eliminated Spain in the Davis Cup quarter-finals. (Photo by JORGE GUERRERO / AFP)

Laga Terakhir: Sorakan “Rafa!” yang Tak Akan Terlupakan

Rabu dini hari, 20 November 2024, di Martin Carpena Sports Hall, Spanyol menyaksikan salah satu pertandingan paling emosional dalam sejarah tenis.

Meskipun kalah dari petenis Belanda, Botic van de Zandschulp, dengan skor 6-4, 6-4, Nadal tetap menjadi pusat perhatian.

Saat ribuan penggemar menyerukan namanya, “Raa-faa!”, pria berusia 38 tahun ini melambaikan tangan sambil menahan air mata.

“Saya merasa beruntung bisa menghabiskan hidup saya di dunia tenis,” ujar Nadal dalam pidatonya yang penuh rasa syukur.

Upacara penghormatan yang disiapkan khusus malam itu memutar video perjalanan kariernya.

Momen-momen emas, dari 14 gelar French Open hingga duel epik dengan rivalnya, Roger Federer dan Novak Djokovic, menghidupkan kembali kenangan yang akan selalu dikenang.

Federer, melalui pesan video, menggambarkan Nadal sebagai “simbol kerja keras dan kerendahan hati.”

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Roger Federer (@rogerfederer)

Cedera yang Jadi Akhir Perjalanan Panjang

Bagi Nadal, pensiun bukanlah keputusan yang mudah. Kariernya sejak 2001 dipenuhi dengan kemenangan luar biasa dan semangat pantang menyerah.

Namun, tubuhnya berbicara lain.

Cedera kronis, termasuk operasi pinggul pada 2023, memaksa dirinya untuk mundur dari persaingan di level tertinggi.

“Saya selalu memberikan segalanya di setiap pertandingan,” kata Nadal.

“Tetapi saat ini, tubuh saya mengatakan sudah cukup.”

Meski demikian, semangat juangnya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bahkan Botic van de Zandschulp, lawan terakhirnya, mengaku terhormat bisa berada di sisi lain net melawan idolanya.

Spain’s Rafael Nadal is greeted by Spain’s Carlos Alcaraz (R) and teammates during a tribute to his career at the end of the quarter-final doubles match between Netherlands and Spain during the Davis Cup Finals at the Palacio de Deportes Jose Maria Martin Carpena arena in Malaga, southern Spain, on November 19, 2024. – Superstar Rafael Nadal’s glittering career in professional tennis came to an end on November 19, 2024 as Netherlands eliminated Spain in the Davis Cup quarter-finals. (Photo by Thomas COEX / AFP)

Lebih dari Sekadar Trofi

Dengan 92 gelar ATP dan 22 Grand Slam, Nadal meninggalkan jejak yang tak tergantikan dalam dunia tenis.

Tapi warisannya lebih dari sekadar angka. Setiap teriakan “Vamos!” di lapangan, setiap langkah yang ia tempuh dengan tekad bulat, dan setiap pukulan yang penuh semangat menggambarkan dedikasinya yang total.

Rafael Nadal adalah lebih dari seorang juara.

Dia adalah simbol bahwa kerja keras, kerendahan hati, dan semangat juang akan selalu mengalahkan segalanya. Dunia mungkin kehilangan sang Raja Lapangan Tanah Liat, tetapi warisannya akan terus hidup, menginspirasi generasi berikutnya.

Top image via (Photo by Thomas COEX / AFP)

Let us know your thoughts!

  • Kantin Sekolah di Jakarta Bakal Dikenai Retribusi?

  • JESEDEF Dominasi Piala Citra 2024: Nirina & Ringgo Bawa Pulang Piala Utama

  • 362 Ribu Rekening di Indonesia Punya Saldo Rp 2 Miliar Lebih