Petani Selandia Baru bakal kena pajak karena kentut sapi
Para petani di Selandia Baru bakal kena pajak untuk sapi mereka yang kentut dan sendawa.
Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Jacinda Arden saat konferensi pers hari Selasa, 11 Oktober 2022.
Ia mengatakan, pemerintah bakal mendorong proposal supaya petani membayar untuk emisi ternak mereka.
Bukan asal pungut pajak karena kentut, ternyata semua ini jadi upaya mereka memerangi perubahan iklim.
Kentut dan sendawa sapi menyumbang emisi yang besar?
Selandia Baru merupakan negara pengekspor ternak dan daging utama. Mereka pun memiliki setidaknya 10 juta sapi dan 26 juta domba.
Kentut maupun sendawa sapi ternyata menghasilkan emisi karbon yang cukup besar, apalagi dari jumlah jutaan itu.
Pertanian menyumbang setengah dari total emisi negara, termasuk 91 persen dari emisi biogenik metana, gas rumah kaca yang kuat, lebih dari 80 kali kekuatan pemanasan global karbon dioksida dalam jangka pendek.
“Ini adalah langkah maju yang penting dalam transisi Selandia Baru ke masa depan rendah emisi dan memenuhi janji kami untuk menetapkan harga emisi pertanian mulai 2025,” ujar Arden.
Petani berusaha supaya sapi nggak banyak mengeluarkan metana
Tentunya, kebanyakan petani Selandia Baru tak menyetujui adanya kebijakan pajak kentut sapi ini.
Sebelumnya, sudah ada beberapa teknologi untuk mengurangi sendawa sapi.
Para peneliri perusahaan susu Fonterra sedang menguji coba efek ‘Kowbucha’, probiotik yang dianggap mengurangi sendawa sapi yang mengeluarkan metana.
Bagaimanapun, pemerintah di sana menghargai petani yang mengambil tindakan untuk mengurangi emisi mereka.
What are your thoughts? Let us know!
-
Jumlah Ideal Dokter Spesialis, Indonesia Masuk Peringkat Tiga Terendah
-
Dugaan Kekerasan Diksar UIN Palembang: Acara Tidak Kantongi Izin
-
Mahasiswa ITB Berangkat ke Jerman untuk Perkenalkan Pembalut Organik
(Image: via Unsplash)