Apa yang Harus Dirayakan dari Hari Guru?
Hari Guru Nasional jatuh setiap tanggal 25 November. Hari ini selalu diperingati setiap tahun tapi nggak pernah dengan gamblang dirayakan.
Sebelum sampe ke tahap merayakan, perlu diinget juga kalo setiap orang dalam momen hidupnya pasti pernah jadi seorang murid. Mau itu bentuk pendidikan formal atau informal, ada sosok guru yang berperan di sana.
Sudah selayaknya seorang murid mengapresiasi dan bilang terima kasih buat para guru hebat yang sudah mengabdikan hidupnya buat penerus bangsa.
Selamat Hari Guru, untuk semua pendidik, baik itu guru les, magang, honorer, kursus, menari, mengaji, berenang, dll–yang saya tahu amat tidak mudah. Doa saya untuk Anda semua agar terus sehat, pantang menyerah, makin sejahtera, dan hidupnya penuh berkah. Amin.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) November 25, 2022
Jadi Guru di Indonesia
Semua orang pasti tahu bahwa menjadi guru itu adalah sebuah profesi yang mulia. Sayangnya, kata ‘profesi’ di sini sepertinya sudah mulai dilupakan..
Dibanding nganggap ini sebagai sebuah profesi dan pilihan karir yang menjanjikan, kebanyakan berpikir kalo jadi seorang guru adalah panggilan jiwa dan pengabdian.
Menurut Kampus Guru Cikal (KGC) hal ini didukung sama beberapa fakta yang memang nggak mendukung profesinya buat jadi pilihan karir ideal.
- Nggak Sejahtera
Penghasilan profesi guru bukanlah sebuah rahasia, apalagi kalo menyangkut honorer. Nggak perlu lihat data survey atau riset, kamu cukup lihat sekitarmu buat tahu kondisinya. Banyak yang bahkan harus punya beberapa kerjaan cuma buat nyambung hidup.
- Nggak Pede Nyampein Materi
Jadi seorang guru punya tanggung jawab dan beban moral yang tinggi. Hal ini jadi salah satu alasan kenapa memilih profesi ini butuh tekad yang kuat.
- Nggak DIdukung sama Keluarga
Berkebalikan sama orang tua generasi sebelumnya yang nyuruh anak-anaknya buat jadi guru, orang tua zaman sekarang paham kalau banyak pilihan karir di luar sana yang keliatan lebih menjanjikan.
Selamat Hari Guru 🙏🙏🙏 pic.twitter.com/Dnle4sENDS
— IG : kangmaman1965 (@maman1965) November 25, 2022
Minat Generasi Muda
Menurut data dari KGC, kebanyakan guru muda di rentang usia 24-35 itu “nggak sengaja” ada di jalur karir ini. Dari sini, keliatan kalo profesi ini bukan top of mind anak muda.
Padahal, berdasarkan data Kemendikbud, di tahun 2022 diproyeksikan sebanyak 39.064 orang guru pensiun. Angka ini bakal meningkat 19,97% jadi 46.867 di 2023. Di tahun 2024, lonjakan terjadi sampe 38,21% jadi 64.773.
Hal ini dianggap nggak sebanding sama regenerasi yang ada.
Kondisi Profesi Dosen Nggak Jauh Lebih Baik
Jadi seorang dosen pun ternyata kondisinya nggak jauh lebih baik. Dilansir dari The Conversation Indonesia, ada beberapa potret realitas soal dosen yang jarang diketahui publik.
- Nggak Ada Standarisasi Gaji
Salah satu yang jelas standarnya itu cuma dosen PNS yang ngajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Buat Perguruan Tinggi Swasta (PTS) kondisinya nggak demikian
Berdasarkan PP Nomor 15 Tahun 2019, seorang dosen PNS lulusan S2 yang baru meniti karir (golongan IIIb) mendapat gaji pokok sebesar Rp 2.688.500. Mereka yang masih berstatus CPNS bahkan hanya bisa membawa pulang 80% gaji pokok tersebut.
- Nggak Ramah buat Orang Nggak Ber-Privilege
Katanya, dari banyak cerita para dosen, mereka baru bisa stabil di tahun ketiga Side job sudah jadi bagian dari kehidupan seorang dosen, itu pun kalo pengin bertahan.
- Kehidupan Dosen Dianggap Sudah Makmur
Terakhir, publik selalu ngira kalo jadi dosen itu sudah pasti sejahtera. Jadinya, isu ini nggak pernah digaungkan secara besar karena asumsi publik nggak sesuai sama apa yang para dosen perjuangkan.
Apakabar CPNS dosen? Masih kuat? Teman saya udah pada nyerah
— Lowongandosen (@lowongandosenx) October 26, 2022
–
-
Sorry Syndrome: Maaf Kalau Minta Maaf Terus
-
Studi: Ternyata 27,66% Gen Z Masih Kepengin Jadi PNS
-
Yang Baru di Piala Dunia 2022 Qatar