Anggota DPRD DKI Jakarta, Tri Waluyo, mengusulkan agar warga yang terlibat dalam aksi tawuran antar-kampung maupun antar-sekolah agar diberikan sanksi berupa pendidikan militer.

Anggota DPRD DKI Jakarta usulkan pelaku tawuran agar disanksi ikut pendidikan militer

Tri mengatakan usulan tersebut diajukan sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap keluarga, bangsa, dan tanah air, serta membangun kedisiplinan di kalangan para pelaku tawuran.

Legislator tersebut menjelaskan selama ini sanksi yang diberikan tawuran belum cukup efektif untuk memberikan efek jera kepada para pelaku.

Ia menyebutkan kebijakan pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang selama ini telah diterapkan bagi pelajar yang terlibat tawuran dianggap kurang efektif dan tidak membuahkan hasil yang diharapkan, maka ia mengusulkan adanya sanksi pendidikan militer.

Pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dinilai tak efektif karena banyak pelaku ternyata nggak sekolah

Ketidakefektifan tersebut terjadi karena banyak pelaku tawuran yang ternyata putus sekolah.

Selain warga yang tidak bersekolah, banyak juga pelaku tawuran yang tidak memiliki pekerjaan atau kegiatan yang konstruktif.

“Pokoknya mau usia tua, muda, berstatus pelajar atau putus sekolah, kalau dia ikut tawuran ya dikirim aja untuk menjalani pendidikan militer,” kata Tri Waluyo, yang merupakan anggota DPRD dari Dapil Jakarta III, di Jakarta, sebagaimana yang dilansir dari Antara, Kamis, 19 Desember 2024.

Alasan kenapa harus pendidikan militer?

Tri menilai, dengan adanya sanksi pendidikan militer dapat memberikan pembinaan disiplin, menciptakan rasa cinta diri, keluarga, dan lingkungan, serta mendalami pendidikan agama dan hidup yang penting sebagai bekal bagi mereka setelah kembali ke masyarakat.

Harapannya dengan melibatkan Dinas Sosial dan TNI atau pihak terkait lainnya untuk melakukan pendidikan milter, pelaku tawuran dapat dibina dengan lebih baik.

“Di sana mereka bisa diberikan pendidikan disiplin, mencintai diri sendiri, keluarga, lingkungan, pendidikan agama hingga pendidikan hidup yang menjadi bekal bagi mereka jika kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Tri Waluyo: anak yang berkeliaran pada malam hari, orang tua harus cemas

Terkait dengan teknis pelaksanaan, Tri Waluyo menyerahkan sepenuhnya kepada pihak terkait untuk merumuskan dan merealisasikan usulan ini.

Ia berharap langkah ini dapat menjadi solusi dalam mengurangi maraknya aksi tawuran, khususnya di Jakarta Utara.

Selain itu, Tri Waluyo juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mencegah anak-anak mereka terlibat tawuran.

Ia menekankan bahwa orang tua harus lebih aktif mengawasi aktivitas anak-anak mereka, terutama pada malam hari.

“Jika ada anak yang berkeliaran pada malam hari, orang tua harus cemas dan memastikan anak mereka sudah beristirahat di rumah,” ujarnya.

Indonesia Emas 2045

Tawuran antar-warga dan antar-sekolah yang kerap terjadi di beberapa lokasi di Jakarta Utara sering kali mengakibatkan korban luka ringan hingga berat, bahkan nyawa melayang.

Tri Waluyo berharap solusi yang diusulkan ini dapat membantu menyelamatkan masa depan generasi muda, seiring dengan upaya menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Kami mengajak seluruh pihak untuk ikut terlibat dalam mencegah aksi yang merusak masa depan generasi muda,” imbuh Tri.


Let uss know your thoughts!