SIstem pengaturan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
Demi mengatasi macet di Bandung, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan sistem pengaturan Alat Pemeberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang menggunakan metode Reinforcement Learning.
Adapun penemuan itu dinamai TraffiQ.
Baca juga: Data: 202 Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual, Pelaku Terbesar Guru
Dikembangkan tiga mahasiswa
FYI, TraffiQ dikembangkan oleh Kendrik Emkel Ginting, Jalu Reswara Wiradjanu, Dan Bella Sulistya Putri.
Ketiganya adalah mahasiswa Program Studi Tekno Elektro ITB.
Dengan penggunaan metode reinforcement learning, TraffiQ bisa belajar mandiri.
Baca juga: Saus Tomat Ternyata Punya Keistimewaan yang Nggak Ada Di Saus Lain
Gimana sih sistem kerjanya?
Dilansir dari Medcom, sistem tersebut menggunakan konsep rewards dan punishment.
Dengan adanya metode tersebut TraffiQ bisa terus mengoptimalkan kinerja mereka.
Selain itu ada beberapa keunggulan yang membuatnya jadi solusi menarik.
Pertama, mampu mengendalikan dua persimpangan berdekatan secara efisien lewat perhitungan akuran agar waktu respon terhadap kondisi lalu lintas bisa lebih cepat.
Selain itu ada piliha otomatis dan manual dalam pengaturan.
Sementara fitur terakhir adalah kemampuan mengaturan flow kendaraan berdasar traffic counting.
Baca juga: Quiet Luxury: Tren Fashion “Mahal” yang Nggak Keliatan Mahal
Atasi macet di bandung
Nantinya TraffiQ bisa menyesuaikan durasi lampu pada APILL sesuai kepadatan kendaraan yang terdeteksi.
Inovasi ini diharap bisa mengatasi macet yang sering terjadi di Indonesia, khususnya Bandung.
“Diharapkan dengan adanya TraffiQ, masyarakat dapat merasakan manfaatnya dalam mengurangi waktu perjalanan dan meningkatkan kualitas hidup,” kata Jalu.
—
Let us know your thoughts!