Dilema Cari Pasangan
Cari pasangan memang bukan hal yang gampang. Segala cara bisa dicoba, mulai dari kenalan langsung, cari temennya temen, flirting di media sosial, reply lucu nan caper story orang, bikin profile dating apps, atau cara-cara lain yang nggak lazim.
Namun, dari betapa seriusnya semua ini, masih banyak yang menjadikan sign atau zodiak sebagai tolok ukur. Untuk itu, kami ngobrol sama Zola Yoana, seorang certified matchmaker buat ngeliat perspektifnya soal ini semua.
https://www.instagram.com/p/CnN850yyd0J/
Kok Bisa Certified?
Nggak cuma secara profesional bekerja sebagai seorang matchmaker, Zola Yoana bahkan punya embel-embel certified di depannya. Dia mendapatkan pendidikan dan pelatihan sebagai seorang matchmaker dari Matchmaking Institute, Amerika Serikat di tahun 2013.
Di sana, dia dibekali metode untuk nyomblangin orang berdasarkan behavior dan juga ilmu psikologi. Nggak lama setelah dapet sertifikasinya, dia mendirikan sebuah matchmaking company bernama Heart Inc di Indonesia.
https://www.instagram.com/p/CRnBkh3DTdo/
Apakah Cari Pasangan Berdasarkan Sign Itu Sah?
Ketika ditanya, dia memang cukup concern soal masalah pencarian pasangan berdasarkan sign. Buat yang mendalami pasti ada alasan-alasan khusus yang memang bisa dimengerti, tapi kebanyakan orang yang melihat kecocokan sign tanpa ngerti kenapa—cuma ngikut tren doang.
Buat Zola, pada akhirnya sign cuma jadi pengkotakan lain kayak suku atau ras yang ngebatasin eksplorasi kita dalam nyari pasangan.
Mengutip pernyataannya, “your sign doesn’t define you.”
Terus Harus Gimana?
Dari Zola, ada beberapa hal yang harus diinget ketika nyari pasangan atau berhubungan, yaitu:
- Kenali diri sebelum cari pasangan. Ketahui life values, kemauan & kebutuhan, sama halnya soal self-awareness dan self love.
- Relationship is a full time job. Butuh skill, usaha, waktu, dan komitmen; cinta doang nggak cukup.
- Mencari pasangan bukan jalan keluar dari rasa kesepian. Bahkan, kalian masih bisa ngerasa kesepian ketika punya pasangan.
- Buat kriteria pasangan, dan cari murni berdasarkan kecocokan kepribadian dan kriterianya. Masukin juga life values dan quality, bukan cuma penampilan.
- Jangan judge orang sebagai red flag secara prematur, liat berdasarkan konsistensi dan intensinya. Real red flags adalah abuse di ranah mental, financial, dan physical.
- Relationship check-in (weekly atau monthly) buat cek dan review hubungan biar saling tahu kondisinya gimana adalah hal yang bagus buat dilakukan.
- Hubungan yang baik adalah di mana kedua pihak bisa saling menghargai, tumbuh baik secara individu dan bersama sebagai pasangan.
“If you feel lonely, go get a life, not love.” Tambahnya lagi.
Your thoughts? Let us know!
-
Benahi Sistem Penanganan Pertandingan Sepak Bola, Polri Studi Banding ke Luar Negeri
-
Urai Kemacetan DKI Jakarta, Pemprov Buat 10 Jalan Tembus yang Gelontorkan Anggaran Rp200 M
-
Rekor Penerbangan Terlama di Dunia: 64 Hari Tanpa Pendaratan!