Citayam Fashion Week: the pros and cons

Di titik ini, lo pasti udah nggak asing lagi dengan istilah “Citayam Fashion Week.”

Bermula sederhana, kegiatan nongkrong anak muda di kawasan Sudirman tersebut sukses menyita perhatian khalayak luas, bahkan ke ranah HAKI.

In case you missed it, we round up (almost) everything that happened so far!

  • Viral di media sosial

Fenomena Citayam Fashion Week bermula dari sosok Bonge, Kurma, Jeje dan Roy yang viral di media massa sejak awal bulan Juli 2022.

Mereka merepresentasikan remaja yang ingin berekspresi lewat fashion. Semangat tersebut mereka usung dengan nongkrong seraya beradu outfit di kawasan SCBD.

Fenomena ini pun membawa isu ruang publik naik ke permukaan. Pasalnya kerumunan tersebut didominasi dengan mereka yang datang dari kalangan menengah ke bawah, kontras dengan kawasan SCBD yang identik dengan kesan elit.

Padahal, kawasan tersebut adalah ruang publik. Semua orang punya hak untuk beraktivitas di Sudirman meski tidak berpenghasilan tinggi.

Hal ini pun bisa jadi cerminan soal tata kota. Menurut Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, para remaja tersebut mungkin datang jauh-jauh karena keterbatasan fasilitas publik di daerah asal. Selain itu, ada pula keinginan mencari hiburan baru dan motivasi untuk eksis layaknya anak-anak muda pada umumnya.

https://www.instagram.com/p/Cecip1djKq2/

  • Dibandingkan dengan Harajuku

Kepopuleran Citayam Fashion Week dilirik khalayak luas, salah satunya dari laman Tokyo Fashion.

Lewat laman Twitternya, Tokyo Fashion membandingkan fenomena tersebut dengan permulaan Harajuku yang kini dikenal sebagai salah satu destinasi favorit para pecinta fashion global.

Lewat rangkaian cuitan tersebut, Tokyo Fashion juga menjelaskan geliat Harajuku, dengan segala pro dan kontranya, dan bagaimana komunitas Citayam Fashion Week bisa berkembang menjadi subkultur dan ekosistem yang lebih besar.

  • Overkapasitas dan (mungkin) dipindahkan

Tak bisa dimungkiri, kepopuleran Citayam Fashion Week dan kawasan Sudirman tak lepas pula dari masalah.

Mulanya fenomena ini menuai kritik karena menimbulkan sampah. Namun seiring berjalannya waktu, muncul pula perkara lain seperti kumpulan yang tidur bergelimpangan karena kehabisan kereta, hingga perkara overkapasitas yang mengganggu ketertiban umum.

Alhasil, sejumlah rencana dan kebijakan pun mencuat, termasuk usulan pemindahan lokasi. Beberapa kandidatnya adalah Pantai Indah Kapuk (PIK), Sarinah, Taman Ismail Marzuki, kawasan Kota Tua, hingga Kemayoran.

https://www.instagram.com/reel/CgBc_nbAXI2/

  • Sempat akan didaftarkan HAKI

Di tengah riuhnya gema Citayam Fashion Week, sosok aktor sinetron merangkap kreator konten Baim Wong bersama istrinya Paula Verhoven, mendaftarkan kegiatan tersebut sebagai salah satu HAKI perusahaan mereka, PT Tiger Wong Entertainment. Selain itu, ada pula Sosok bernama Indigo Aditya Nugroho yang melakukan upaya serupa.

Baim Wong mengungkapkan bahwa dirinya ingin membawa Citayam Fashion Week ke ranah yang besar, atau setidaknya legal dan nggak musiman.

Namun banyak pula yang menilai bahwa campur tangan Baim Wong adalah sesuatu yang nggak perlu.

Langkah ini pun menuai reaksi yang begitu negatif hingga akhirnya Baim Wong dan Indigo Aditya Nugroho mencabut pendaftaran tersebut. Keduanya pun kompak merilis pernyataan terbuka lewat laman media sosialnya masing-masing.

Your thoughts? Let us know!

https://www.instagram.com/p/CgdLnsbBEku/