Deteksi gempa umumnya dilakukan dengan menggunakan teknologi yang cukup rumit. Namun uniknya, seorang warga Pereng Wetan, Argorejo, Sedayu, Bantul menyebut budidaya ayam hiasnya mampu mendetksi gempa bumi dan letusan gunung merapi.

Bahkan ayam jenis Ringneck Pheasant itu, menurut Dwi Susanto bukan hanya memberi keuntungan tetapi juga menjadi ‘pengingat’ jika akan terjadi gempa.

Budidaya ayam hias dimulai sejak 2012

Terkait usahanya itu, Dwi menjelaskan awalnya dia memulai sebagai hobi yang ditekuni sejak 2012. Semuanya bermula saat dia membeli dua pasang ayam ringneck dari sesama teman penghobi.

Setelah dibudidayakan, ayam ini bertelur sampai 60 butir dalam setiap periode. Dari sanalah lahir anakan yang dipelihara di kandang polimer dari kawat di belakang rumahnya.

Deteksi Gempa Dengan Budidaya Ayam Hias, Begini Klaim Warga Bantul!
via iNews/Kutandi

Perawatannya mudah, sama seperti memelihara ayam kampung biasa. Bedanya kandang biasa dibuat lebih menarik agar bersih dan indah,” tuturnya.

Lewat penjualan secara online dan offline, setiap bulanya Dwi bisa menjual sekitar tiga sampai tujuh pasang.

“Harga ayam bervariasi. Untuk anakan sekitar IDR 2-3 juta, sementara sepasang dewasa dibanderol dengan harga IDR 10 juta. Itu tergantung keindahan bulu dan kesehatannya,” tutur Dwi.

Berasal dari China, Ringneck punya kemampuan deteksi gempa?

Untuk diketahui, ayam yang memiliki keindahan pada motif berbentuk kalung di bagian lehernya ini berasal dari China.

Ayam ini sendiri sudah tersebar luas di berbagai negara dan sangat mudah di rawat. Para pemilik cukup memberi pakan pabrikan dengan tambahan sayur seperti kangkung, sawi, taoge, serta ulat hongkong atau jangkrik.

Ringneck

Menurut Dwi, selain memiliki keindahan yang luar bisa, ayam ini dipercaya bisa mendeteksi terjadinya gempa bumi beberapa menit sebelum goncangan.

Hal itu dibuktikan pada tahun 2014, saat Gunung Kelud Erupsi. Dwi menjelaskan bahwa saat itu ayamnya berkokok keras dan membuat kegaduhan di kandang sepanjang malam.

Canggih juga ayamnya!