Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pihaknya akan segera mengumumkan tarif “tinggi” terhadap produk-produk impor farmasi.
Kebijakan baru Donald Trump: tarif tinggi produk impor farmasi yang masuk ke AS
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Donald Trump dalam pidatonya pada acara jamuan makan malam di Komite Kongres Nasional Republik (NRCC) di National Building Museum in Washington di Washington, D.C., AS, pada Selasa malam, 8 April 2025 waktu setempat.
Wacana kebijakan ini tidak berselang lama setelah kebijakan dramatasi tarif resiprokal (timbal balik) atau tarif bea masuk (komoditas impor) yang terlampau tinggi dan akan dibebankan ke kurang lebih 180 negara di dunia.
“Kami akan mengenakan tarif pada produk farmasi kami dan begitu kami melakukannya, produk tersebut akan kembali lagi ke negara kami karena kami adalah pasar yang besar,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi di Komite Kongres Nasional Partai Republik, dilansir The Australian Financial Review Rabu, 9 April 2025 (WIB).
Tarif tinggi barang impor farmasi jadi upaya pemerintahan Trump untuk “memaksa” perusahaan obat asing bangun pabrik di AS?
Mengutip Reuters, Kepala Negara AS itu mengatakan tarif tinggi barang impor farmasi tersebut akan diberikan sebagai insentif kepada perusahaan-perusahaan obat asing agar mau memindahkan basis manufaktur (bangun pabrik) mereka ke AS.
Secara garis besar, hal ini dapat dilihat sebagai strategi pemerintahan Trump yang ingin agar perusahaan-perusahaan farmasi milik asing terbesar di dunia agar bisa membangun pabrik mereka di Amerika Serikat.
Kritik kebijakan Joe Biden yang malah beri subsidi 6,6 M USD ke perusahaan obat asing yang tak punya pabrik di AS
Dalam kesempatan tersebut, tak hanya membahas terkait tarif tinggi komoditas impor farmasi, Donald Trump tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden AS sebelumnya milik Joe Biden.
Ia pun menyatakan bahwa telah memberi ultimatum pada perusahaan manufaktur dan desain semikonduktor asing, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), tentang potensi pajak ke depannya jika mereka tidak mau membangun pabrik di AS.
Dalam laporan yang dikutip The Economic Times, orang nomor satu di Amerika Serikat itu mengkritik kebijakan Joe Biden yang memberikan dana bantuan atau subsidi sebesar 6,6 miliar dolar Amerika kepada perusahaan asing TSMC di AS untuk melakukan manufaktur semikonduktor dalam skala besar di Phoenix, Arizona, dan malah mengatakan perusahaan-perusahaan semikonduktor lokal tidak membutuhkan uang tersebut.
Let uss know your thoughts!