Indonesia saat ini sedang mencoba mengoptimalkan berbagai upaya untuk meminimalisasi penularan, termasuk memberikan dosis booster vaksin pada tenaga kesehatan (nakes).

Tingginya jumlah nakes yang tumbang akibat Covid-19 membuat pemerintah mengambil langkah untuk memberi mereka dosis ketiga ini. Upaya itu mereka lakukan dengan harapan bisa memberi proteksi lebih kepada para nakes.

Perlu kita catat, ini hanya untuk nakes, dan bukan untuk masyarakat umum.

Satgas Covid-19 mengimbau masyarakat tidak melakukan dosis booster

Dosis Booster dan Mixing Vaksin Covid-19 Tanpa Pengawasan, Mending Jangan!
via Gfycat

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmo menyampaikan kalau dua dosis vaksin sudah cukup untuk memberikan kekebalan individu bagi masyarakat. Selain itu, menurut temuan studi ilmiah, dua dosis vaksin ini masih penting terutama dalam meminimalisasi gejala.

Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan penambahan dosis booster (suntikan ketiga), apalagi melakukan mixing (pencampuran) vaksin tanpa pengawasan nakes.

Pasalnya, dosis tambahan ini hanya untuk para nakes yang berhadapan sehari-hari secara intens dengan virus dan memiliki risiko penularan tertinggi. Mengingat ada fokus utama untuk segera mencapai herd immunity, penambahan dosis sendiri tanpa apalagi melakukan mixing tanpa pengawasan bukanlah hal yang bijak untuk kita lakukan.

Hal yang terpenting saat ini ialah persebaran vaksinasi yang merata dan berkeadilan secara nasional,” tegas Prof. Wiku, mengutip CNN.

Kata WHO, mixing vaksin tanpa pengawasan bisa berbahaya

Dosis Booster Vaksin Covid-19 Tanpa Pengawasan, Mending Jangan!
World Health Organization (WHO) Chief Scientist Soumya Swaminathan (via REUTERS)

Bukannya menambah kekebalan, melakukan tambahan dosis booster dan asal mixing vaksin tanpa pengawasan malah bisa berbahaya.

Melansir Reuters, Pimpinan Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan menyebutkan suntikan tambahan itu merupakan ‘tren berbahaya’. Ia juga mengatakan kalau masyarakat mulai memutuskan sendiri untuk melakukan dosis-dosis tambahan, ini akan menjadi situasi yang ‘chaos‘.

Individu tidak seharusnya memutuskan untuk dirinya sendiri (dalam hal vaksin ini). Hanya pihak kesehatan masyarakat yang bisa, sesuai dengan data yang ada.” katanya lewat Twitter,

Data dari ‘mix n match’ vaksin juga masih dalam penantian. Masih harus ada evaluasi imunogenisitas dan keamanannya.” lanjutnya.

Jangan sampe asal-asal campur dosis booster, malah berubah jadi titan!

Baca juga: