Pertanyaan berubah jadi karya!

Itulah yang dilakukan oleh .Feast, mereka baru saja merilis single terbaru yang diberi judul ‘Di Padang Lumpuh‘, ternyata lagu tersebut lahir dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka.

‘Apakah mereka yang datang dari lingkungan tertentu dilarang menyuarakan kebaikan? Seberapa sering sebuah dukungan dianggap tabu dan dirasa menjadi usaha komodifikasi tragedi, konflik dan upaya kemanusiaan? Tolak ukur apa yang seharusnya dipakai untuk mebedakan yang ikhlas dan berkepentingan? Apakah semua warisan yang kita pelihara cocok dengan keadaan hari ini?’, begitulah is pertanyaan yang ada di kepala mereka.

.Feast – Di Padang Lumpuh

Pertanyaan tersebut kemudian ditumpahkan oleh .Feast pada single terbaru yang saat ini sudah bisa di dengarkan di seluruh platform musik digital, salah satunya Spotify. ‘Di Padang Lumpuh‘, berdurasi sekitar 4 menit, dan single ini di rilis melalui Sun Eater selaku label tempat mereka bernaung.

Karakter musik yang berbeda

Bisa dibilang nuansa yang ditampilkan pada single ini cukup berbeda dengan single yang dirilis sebelumnya, Luar Jaringan. Pada lagu tersebut mereka bermain dengan elemen elektronika dan menggunakan berbagai sample dan layer synthesizer, sementara pada lagu ‘Di Padang Lumpuh’ semua instrumen terdengar lebih ‘keluar’ dan organik.

Pendengar seakan diajak untuk kembali mengingat sound mereka pada saat karir bermusik .Feast dimulai!

‘Ingat siapa musuh sebenarnya’

‘Lagu ini adalah sedikit gambaran dari apa yang kami lihat dan dengar sejak perkenalan pertama kami dengan aktivisme sosial saat menjadi mahasiswa,’ begitu tutur .Feast.

Lebih lanjut mereka juga mengingatkan bahwa perpedaan itu adalah hal yang sangat wajar dan seharusnya digunakan untuk mendapatkan common ground. ‘Terutama saat tujuannya sama-sama baik, bukan sebagai instrumen adu domba antar kelompok, apalagi di pelintir dan dibelokan maknanya.’

‘Jangan terpecah belah, ingat siapa musuh sebenarnya dan apa yang sama-sama diperjuangkan dari awal.’ begitu tutup mereka. Lagu ini sudah tulis sejak awal Januari 2020 dan direkam selama dua minggu pertama di awal Maret.

Di Padang Lumpuh juga melibatkan Enrico Octaviano sebagai produser, Bayu Perkasa selaku principal engineer, Wisnu Ikhsantama Wicaksana pada vocal director dan dibantu oleh Rayhan Noor di gitar.

Sementara artwork dikerjakan oleh Mikael Aldo dari Sun Eater Studio.

Langsung cek TKP lagu terbarunya dulu gan!