Tewaskan anak anggota DPRD

Yogyakarta baru-baru ini gempar karena berita tentang meninggalnya seorang pelajar akibat para pelaku klitih dan aksinya di daerah Gedongkuning pada Minggu, 3 April 2022.

Fenomena geng jalanan asal Yogyakarta itu kini kembali memakan korban, kali ini bernama Daffa Adziin Albasith yang masih berusia 18 tahun. Ia merupakan anak anggota DPRD Kebumen, Madkhan Anis.

Melansir Tribun Jogja, Remaja asal Kabupaten Kebumen itu mengalami luka di bagian wajahnya akibat sabetan gir oleh pelaku. Peristiwa mirip aksi begal itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Tindak kekerasan di jalanan itu terjadi tanpa ada pemicu awal. Klitih di masa kini cenderung mencari sasaran secara acak dan spontan, demi menunjukkan eksistensi.

Fenomena Klitih Jogja dan Kriminalitas yang Tewaskan Anak Anggota DPRD, Begini Faktanya!
via Gfycat

Kronologi kejadian

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY, Kombes Pol Ade Art Syam Indriadi menjelaskan kronologi kejadiannya.

Peristiwa miris itu bermula saat kelompok pelaku yang berisi lima orang datang dan memancing emosi kelompok korban.

Tak lama, pelaku pun menghantam korban dengan benda tajam berupa gir ke mukanya.

Direktorat Sabhara Polda DIY yang sedang berpatroli sempat membawa Daffa ke Rumah Sakit Hardjulokito. Namun, nyawanya tak terselamatkan.

Fenomena Klitih Jogja dan Kriminalitas yang Tewaskan Anak Anggota DPRD, Begini Faktanya!
via Tenor

Klitih Jogja, makin menjadi-jadi?

Fenomena klitih di Jogja bukan terjadi beru-baru ini saja, karena keberadaannya sudah sekian lama memnghantui masyarakat kota pelajar.

Kata ‘klitih’ sendiri merupakan istilah berkonotasi positif, merujuk pada aktivitas berkeliling, atau jalan-jalan. Namun karena maraknya aksi kriminalitas yang menyasar masyarakat di jalanan, istilah itu mengalami pergeseran makna, identik dengan tindak kekerasan.

Ternyata, fenomena ini sudah muncul sejak tahun 90-an, memakan korban tak hanya tahun ini. Contohnya, tahun 2021 lalu saja, ada pelajar 15 tahun yang menjadi korban.

Pakar fenomena masyarakat, Sosiolog Kriminal UGM Suprapto, menyoroti tindak kriminal kelompok tersebut. Ia menyebut, kembali naiknya angka klitih merupakan sinyal adanya rekrutmen kelompok kriminal remaja.

Makin berani menyakiti membuat onar di luar dia makin dielu-elukan sehingga kondisi psikologisnya membuatnya makin berani, itu fenomena seperti itu ada,” ucap pakar tersebut.

What’s your take on this issue? Let us know!

(Image: via Unsplash)