Acara musik, Musikologi yang digelar oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) pada Sabtu 30 November lalu berujung chaos. Para pengunjung yang marah melampiaskan emosinya kebenda-benda sekeliling mulai dari panggung yang dirubuhkan hingga perkelahian antara pengunjung dan panitia.

Salah satu penonton yang hadir, Rivaldi Arya, melalui akun Twitter miliknya, @adminakunhoax menceritakan bagaimana periwstiwa itu bisa terjadi. Menurut Rivaldi, ada beberapa faktor yang membuat kondisi menjadi ricuh dan memicu emosi dari para penonton, seperti;

  1. Jadwal ngaret parah, Jason Ranti harusnya main jam 18.05 menjadi main jam 19.00 lebih, begitupun juga dengan Seringai yang dijadwalkan main jam 9 jadi main jam 12 malam
  2. Rundown rusak yang mengakibatkan Fourtwnty dan Feel Koplo batal main
  3. Kurangnya sosialisasi dari panitia
  4. Pengamanan sangat buruk sehingga terjadi kerusuhan

Merujuk pada thread yang ditulis oleh Rivaldi pada Twitter-nya kerusukan mulai memuncak ketika seharusnya Feel Koplo naik panggung, tetapi yang diterima oleh pengunjung adalah pengumumna dari pengeras suara yang berkata “ Untuk seluruh pengunjung yang masih berada di sekitaran Gelora bung Karno. Untuk segera membubarkan diri, dikarenakan area GBK akan di bersihkan.”

Kerusuhan mulai terjadi, kemudian ada pihak dari Feel Koplo yang keluar dari tenda dengan maksud untuk menenangkan suasana, tetapi ada salah satu penonton yang teriak sampe si masnya ini marah.

Perspektif Performer

Arian13 yang juga vokalis dari grup band Seringai pun ikut angkat bicara soal rusuhnya Musikologi. Pada Twiter-nya Arian mengatakan penyebab acara bisa ngaret dikarenakan adanya beberapa faktor.

Ada faktor hujan & jalanan yang super macet. juga, di panggung kami ada sound engineer band yang main di awal menghilangkan program sound di monitor untuk semua band (artinya percuma soundcheck), jadi sebelum main tiap band harus set ulang secara cepat tapi tetap memakan waktu.” Kata Arian13 saat ditanyai salah satu  fans di Twitter

Klarifikasi Musikologi

Pihak Musikologi pun akhirnya mengeluarkan statement dan klarifikasi tentang apa yang terjadi pada acaranya Sabtu lalu melalui akun Instagram resmi mereka, baca di sini atau baca melalui screnshoot di bawah.

What a nice and wise clarification from Musikologi

Siapa yang dirugikan?

Mungkin terjadi kekecewaan pada penonton yang sudah menunggu idolanya dari pagi hingga malam, ditambah lagi menunggunya harus kehujanan dan juga kepanasan. Tapi yang harus disadari adalah dalam sebuah acara tidak hanya ada panitia, pengunjung, dan pengisi acara, tapi ada juga vendor panggun, sound, dan lain-lainnya jika dihancurkan tentu mereka akan rugi!

Ricky Siahaan, gitaris Seringai dan ex-jurnalis musik majalah Rolling Stone Indonesia angkat bicara soal kerusuhan yang terjadi Sabtu lalu di Musikologi.

Miris dengan kerusuhan semalam di musikologi. Perusuh mungkin cuma mikir. “Gue dirugikan, sekarang gue balas.” Padahal dampak buruknya lebih dari itu. Rusuh Metallica 1993, setelah itu perijinan dipersulit hingga baru tahun 2005 ada konser metal internasional lagi di Jakarta,” kemudian ia menambahkan

Konser musik itu ekosistem. Isinya bukan cuma panitia, musisi sama fans musik. Ada vendor, crew panggung, pedagang makanan dan minuman etc. Mudah-mudahan kejadian tadi malam ga panjang buntutnya. Banyak rezeki orang yang bisa putus cuma gara-gara nyolot sehari doang.

Seharusnya kita lebih paham mengenai komponen lain yang ada di dalam sebuah acara. Dengan adanya kerusuhan seperti ini yang ditakutkan adalah jika ada yang ingin membuat acara musik lagi di Senayan, akan dipersulit karena sempat terjadi kerusuhan. Kecewa boleh, norak jangan!

[Image Source: Twitter/ Rivaldi Arya Sukma]