Mobil Lama Masih Bagus, Ngapain Ganti?
Baru dilantik, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo langsung bikin gebrakan. Bukannya menikmati fasilitas baru, ia justru menolak pengadaan mobil dinas baru buat dirinya dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan. Alasannya simpel: mobil lama masih layak pakai.
“Saya mau dibelikan mobil baru gitu ya, untuk mobil dinas. Saya bilang mobil lama kan masih bagus itu, meskipun mungkin sudah tiga tahun atau empat tahun yang lalu,” ujar Hasto usai acara Serah Terima Jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta di Balai Kota Yogyakarta, Senin.
Uang Rp3 Miliar Buat Apa? Bikin Gerobak Sampah!
Alih-alih buat beli mobil baru, Hasto lebih memilih mengalihkan anggaran hampir Rp3 miliar itu untuk hal yang lebih urgent: pengadaan gerobak sampah. Dengan persoalan sampah yang makin serius di Kota Gudeg, ia menilai langkah ini lebih masuk akal.
“Lebih baik mobil yang mau dibelikan untuk saya dan untuk Pak Wakil itu kan paling enggak anggarannya bisa jadi hampir Rp3 miliar. Itu kan lebih baik kita pakai untuk bikin gerobak sampah. Makanya dengan mekanisme yang ada, anggaran yang untuk beli mobil itu akan saya ‘refocusing’ untuk di (APBD) perubahan, saya pakai untuk bikin gerobak sampah,” jelasnya.
Hasto pun sudah menghitung-hitung. Dengan harga satu gerobak sampah sekitar Rp5 juta, anggaran tersebut bisa digunakan untuk menyediakan sekitar 600 gerobak sampah bagi seluruh RW di Yogyakarta. “Saya sudah menghitung, kalau bikin gerobak sampah sebanyak 600 sekian, sebanyak jumlah RW di Kota Yogyakarta, itu hanya butuh sekitar Rp3 sekian miliar,” tambahnya.
Mebel Baru? Tempat Tidur Baru? Enggak Perlu!
Keputusan Hasto buat berhemat enggak berhenti di situ. Selain mobil dinas, ia juga menolak pengadaan mebel dan tempat tidur baru untuk fasilitas kerja dan rumah dinasnya.
“Jadi ngapain saya diberikan mobil dinas, wong mobil dinas yang lama masih bagus. Mau dibelikan mebel baru, tempat tidur baru ya ‘enggak’ usah. Tempat tidur yang lama ada, mebel lama juga ada. Itu kan juga bisa saya pakai untuk beli bikin gerobak sampah, ya,” kata dia.
Efisiensi Itu Kunci di 2025
Buat Hasto, langkah ini bukan sekadar gimmick politik. Menurutnya, efisiensi dalam pemerintahan harus jadi budaya, terutama dalam penggunaan anggaran untuk fasilitas pejabat daerah.
“Pada prinsipnya di era 2025 ini kan ada semangat untuk perubahan ‘mindset’ ya, bahwa pemerintah daerah itu diselenggarakan dengan cara yang efektif, efisien gitu. Semangat itu saya kira penting untuk kita wujudkan di tahun 2025. Itu yang mendasari dari semua kegiatan,” tuturnya.
Dengan kebijakan ini, Hasto nunjukin kalau jadi pemimpin bukan cuma soal duduk di kursi empuk, tapi juga soal ngerti mana yang lebih prioritas. Salut!
Top image via ANTARA/Luqman Hakim.
—
Let us know your thoughts!
-
Jakarta Kembali “Tenggelam”: 46 RT dan 4 Ruas Jalan Terendam Banjir
-
Bukan Tilang Biasa! Pelanggar di Lombok Tengah Bisa Bebas Jika Baca Al-Qur’an
-
Pertamina Buka Suara: Maaf dan Janji Perbaikan