Rudy Kurniawan, atau yang bernama asli Zhen Wang Huang, adalah orang Indonesia yang terkenal di AS. Sayangnya, ia terkenal karena pemalsuan wine dan menipu kolektor dengan harga yang lebih murah.

Minggu lalu, Rudy (44) telah resmi dideportasi ke Indonesia lewat penerbangan dari Dallas-Fort Worth International Airport. “Ia adalah ancaman bagi keamanan publik karena hukuman kejahatan yang makin buruk,” kata pihak Bea Cukai dan Penegakan Imigrasi AS.

Pemalsuan wine ‘mahal’ secara besar-besaran, hingga masuk Netflix

Rudy Kurniawan holds a wine glass to his nose
via Los Angeles Times

Awalnya, Rudy Kurniawan datang ke negeri paman Sam berbekal visa pelajar sekitar tahun 1990-an. Mengutip L.A. Times, Rudy sempat gagal mencari suaka politik dan harus angkat kaki dari AS dengan sukarela pada tahun 2003. Tapi, malah menetap secara ilegal.

Sejak saat itu hingga 2012, ia menghasilkan jutaan dolar AS dengan memalsukan ribuan wine di ‘dapur’-nya di pinggiran L.A., Arcadia, kata jaksa penuntut umum di Pengadilan New York. Salah satu korbannya adalah miliarder dan investor anggur William Koch yang kena tipu sekitar Rp30,6 miliar untuk 219 botol anggur oplosan.

Tahun 2012, FBI menggerebek ‘dapur oplos’ Rudy dan menyita ratusan botol, tutupnya, dan perangko. Selain itu, ada pula 19.000 label botol wine palsu yang mewakili 27 merek terbaik dunia. Perjalanan kasus Rudy Kurniawan bahkan muncul dalam dokumenter Netflix berjudul ‘Sour Grapes’ (2016).

Reputasi Rudy Kurniawan, si Dr. Conti

Rudy Kurniawan deported by ICE.
Rudy Kurniawan (credit: ICE)

Rudy yang berasal dari keluarga kaya raya pemilik usaha distribusi bir di Indonesia ini cukup lihai dalam membangun reputasinya. Ia membangun reputasi sebagai pembeli dan penjual wine-wine langka yang harganya mencapai jutaan dolar di pelelangan. Para kolektor mengenalnya sebagai ‘Dr. Conti’, karena kecintaannya kepada Burgundy wine, Domaine de la Romanée-Conti.

Pada tahun 2008, 22 lot anggur Domaine Ponsot senilai lebih dari Rp8,7 miliar miliknya harus ditarik dari penjualan karena keasliannya yang tidak meyakinkan. Ia mengklaim itu adalah wine dari tahun 1929, namun pencipta aslinya menegaskan ia tidak melakukan produksi sampai 1934.

Secara keseluruhan, mungkin ia sudah menjual sekitar 12.000 botol wine palsu yang berhasil membiayai hidup mewahnya di pinggiran L.A., termasuk pembelian Lamborghini dan barang mewah lainnya.

Wine oplosan rasa Lamborghini, sllurrppp…

Baca juga: