Israel lakukan serangan udara ke kota Rafah
Israel melakukan serangan udara ke kota Rafah di Gaza pada Senin, 6 Mei 2024 waktu setempat saat Hamas menyetujui gencatan senjata.
Sebelum melancarkan serangan masif tersebut, Israel sempat memberikan ultimatum pada warga Palestina untuk meninggalkan Rafah.
Kuasai persimpangan dekat Mesir yang merupakan saluran bantuan ke Palestina
Berdasarkan laporan dari AFP, meskipun ditentang oleh pihak internasional, Israel tetap mengirim tank-tank mereka ke Rafah pada Selasa, 7 Mei 2024 dan menguasai persimpangan terdekat ke Mesir yang merupakan saluran utama bantuan ke wilayah Palestina yang terkepung.
Gedung Putih mengutuk serangan genosida ini, bahkan seorang pejabat senior di AS mengklaim bahwa Washington telah menghentikan pengiriman bom pekan lalu.
Kemudian beberapa jam kemudian pasukan militer Israel (IDF) mengklaim beberapa jam kemudian mereka membuka lagi penyeberangan bantuan besar lainnya ke Gaza, Kerem Shalom, serta penyeberangan Erez.
Warga Rafah yang lakukan evakuasi korban dari reruntuhan tanpa penerangan
Berbeda dengan pernyataan IDF, badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA mengatakan penyeberangan Kerem Shalom yang sebelumnya ditutup Israel setelah serangan roket masih ditutup.
Berdasarkan footage AFPTV, rekaman tersebut memperlihatkan warga Palestina yang kesulitan berjuang tanpa penerangan untuk menyelamatkan korban-korban yang selamat, berlumuran darah, dan bermandikan debu dari reruntuhan bangunan di Rafah.
Kondisi kesehatan warga seperti mimpi buruk di tengah bencana
Kondisi terbaru dari Rafah saat ini memburuk terutama kesehatan warga di tengah cuaca panas.
Dokter darurat yang bekerja di sana Khan Yunis mengatakan bahwa serangan yang dilakukan Israel itu, situasi kesehatan di sejumlah kota di wilayah selatan seperti mimpi buruk di tengah bencana.
“Bau kotoran tersebar dimana-mana. Kondisinya semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir, dan jelas semakin diperparah dengan cuaca panas.” kata Dokter James Smith.
—
Let uss know your thoughts!