Nama Kartika Siti Aminah kini tengah jadi bahan perbincangan hangat di dunia basket Indonesia setelah memboyong DNA Bima Perkasa pada kemenangan perdananya di ajang IBL.
Ya, pelatih yang kerap disapa dengan panggilan “Coach Ika” ini menjadi pelatih perempuan pertama di liga profesional putra Indonesia.
Faktanya, sebuah penelitian membuktikan 57 persen tim olahraga perempuan dilatih oleh laki-laki, dan cuma 3 persen tim laki-laki punya pelatih perempuan.
Bisa kita bilang, Coach Ika ambil andil dalam sejarah dunia olahraga ini.
Mulai dari pemain, hingga jadi pelatih Olahraga Basket
Sebelum jadi pelatih, seorang Kartika Siti Aminah memulai kariernya dari usia belia sebagai pemain basket.
Lewat percakapannya dengan tim USS Feed, Coach Ika bercerita tentang perjalanan kariernya. Berawal dari saat ia di bangku kelas enam SD, hingga direkrut ke tim Rajawali Sakti, ia memulai karier profesionalnya.
Sambil mengenang masa lalu, ia mengaku dahulu posisinya di lapangan adalah sebagai point guard dan juga shooter.
Saking fokusnya dengan permainan dan segala strategi, hal-hal seperti mengoleksi kartu idola basket bahkan tak muat untuk masuk di agendanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk beralih ke dunia kepelatihan.
Mulai dari melatih tingkat SMA di Surabaya, beralih ke tingkat universitas, semua jadi tempat mengasah skill-nya sebagai seorang pelatih basket.
Kesan Kartika Siti Aminah jadi head coach perempuan pertama
Seperti yang kita tahu, nama Kartika Siti Aminah tak dari awal ada begitu saja dalam daftar kepala pelatih tim DNA Bima Perkasa itu. Tepat sebelum seri 2 mulai, ia pun terpilih untuk menggantikan Dean Murray sebagai head coach Bima Perkasa.
“Di tengah jalan, manajemen memutus kontrak coach yang sebelumnya. Dianggep lebih tahu keadaan tim, jadilah saya dipanggil. Cuma itungan jam aja itu,” pungkas Coach Ika sambil tertawa ringan.
Jawaban yang cukup mengejutkan saat Coach Ika kami tanya soal kesannya sebagai pelatih perempuan pertama. Ternyata, hal itu tak sempat terbesit di kepalanya, hingga akhirnya berita tersebut viral.
Saat itu, yang terpikirkan hanyalah bagaimana membangun strategi yang ampuh hanya dalam waktu singkat, dengan keadaan belum ada kesempatan berlatih dengan tim.
“Jadi, udah nggak ada kepikiran jadi coach perempuan pertama, nggak kepikiran,” kata coach yang cuek saat tau bakal bertandem dengan pelatih asing.
Melawan stigma dengan prinsip dan kualitas
NBA saja belum pernah punya pelatih perempuan hingga tahun 2014 lalu, saat Becky Hammon muncul. Menjadi perempuan di area yang didominasi laki-laki memang terdengar seperti tantangan besar.
Walau begitu, sosok Kartika Siti Aminah berhasil mengatasi tekanan ini. Menurutnya, membangun rasa saling percaya itu yang penting. Terutama untuk membuktikan bahwa kita memiliki kualitas.
Pengalaman sebagai asisten pelatih di tahun-tahun sebelumnya membuat orang-orang pun tak meragukan nilai dan profesionalisme yang Coach Ika miliki.
“Ibaratnya kapal, udah di tengah laut. Mau tenggelam apa mau jalan? Kita juga sudah banyangin kesulitannya apa, tantangannya apa,” ujarnya.
Menurut pengalamannya, hal-hal semacam ‘dipandang sebelah mata’ pun bisa luluh dengan standar yang kita buat sendiri.
Dengan sadar, Coach Ika memiliki standarnya sendiri, bagaimana supaya orang tak menilai cuma dari gender maupun baju yang ia pakai. Supaya orang-orang melihat bagaimana menjadi pelatih basket profesional.
“Yang penting skill individu yang kita latih. Kalau mereka tahu that it works, bahkan bisa lebih baik, mereka nggak peduli itu (penampilan ataupun gender). Kita profesional aja, yang penting kualitas,” ucap Coach Ika tegas.
Sebenarnya, sudah banyak pelatih perempuan di Indonesia, menurutnya. Tinggal kesempatannya saja.
“Saya punya prinsip; kita ini terus aja berproses, kita belajar, ngelatihnya pun kita improve, kita lihat permainan-permainan di luar seperti apa,” lanjutnya.
Kartika Siti Aminah tentang skena basket Indonesia: udah on the track!
Olahraga Basket di Indonesia terbilang tak sepopuler sepak bola. Tapi makin ke sini, skena olahraga basket di Indonesia punya pasar yang makin masif, bahkan sejumlah artis pun berani mengambil andil dalam bidang ini.
Saat ditanya tentang basket Indonesia, Coach Ika menganggap perkembangan ini sudah on the track. Urusan permainan dan kualitas, menurutnya Indonesia nggak kalah.
“Just keep doing this, dan sabar aja. Bakal ada SDM-SDM baru dan lebih banyak lagi talenta-talenta baru,” katanya.
Pesan untuk anak muda Indonesia…
“Kita mesti punya pandangan kalau kita ini punya standar. Bikinlah standar untuk diri sendiri. Kalau mau jadi orang yang bermanfaat, yaudah fokus saja di situ,” pesan Kartika Siti Aminah.
Selain itu, ia juga berpesan untuk tidak terpengaruh hal-hal di luar. Apapun yang terjadi, walau jadi perempuan di tengah laki-laki, menjadi minoritas, hal yang terpenting adalah bagaimana kita membawa prinsip yang kuat dengan standar yang kita buat.
“Just keep doing what you’re doing, keep doing what you love. Sampai akhirnya, apapun keadaannya – bahkan walau kita jadi minoritas, keadaan akan mengikuti dengan sendirinya,” tutup Coach Ika.
—