Para dokter di India lakukan mogok kerja nasional sebagai aksi protes

Para dokter di India melakukan mogok kerja nasional pada hari Sabtu, 17 Agustus 2024 sebagai aksi protes terhadap kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dialami seorang dokter di sebuah perguruan tinggi kedokteran di Kolkata minggu lalu.

Menurut laporan dari United Press International (UPI), Asosiasi Medis India mengorganisir pemogokan yang menutup semua layanan rumah sakit yang tidak terlalu dibutuhkan selama 24 jam di seluruh penjuru negeri.

Seorang dokter perempuan diperkosa dan dibunuh usai bertugas shift panjang

Berdasarkan laporan New York Times, pada Kamis, 8 Agustus 2024, setelah menjalani shift panjang, seorang dokter peserta pelatihan tersebut memutuskan beristirahat di ruang seminar di rumah sakit Kolkata, tempatnya praktek.

Setelah dilaporkan hilang oleh rekan-rekannya pada Jumat, 9 Agustus 2024. dokter berusia 31 tahun tersebut ditemukan namun sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Di sekujur tubuhnya dilaporkan menunjukkan tanda-tanda ruda paksa (pemerkosaan) serta kekerasan fisik yang ekstrem.

Ribuan perempuan lintas bidang turun ke jalan untuk lakukan aksi protes

Beberapa hari setelah kematian dokter pelatihan berusia 31 tahunyang namanya tidak dapat kami publikasikan karena menaati hukum di Indiaamarah masyarakat semakin memuncak dan berubah hingga skala nasional.

Oleh karena itu sejak Rabu, 14 Agustus 2024, ribuan protestan yang terdiri dari perempuan turun ke jalan-jalan Kolkata, kota terbesar di Bengal Barat, untuk melakukan aksi protes.

Sementara para perempuan di India melakukan aksi demo, di bagian lain kota, sekelompok massa menyerbu rumah sakit R.G. Kar, menyerang dokter-dokter yang sedang berprotes dan merampok area gawat daruratnya.

Dalam sebuah video di lapangan menunjukkan polisi menggunakan pentungan dan menembakkan gas air mata dalam bentrokan tersebut.

Kemarahan menjalar di kalangan dokter, tuntut perlindungan dari pemerintah

Akhirnya kemarahan pun menjalar di kalangan dokter. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya rumah sakit pemerintah yang menghentikan semua perawatan kecuali untuk keadaan darurat saat para pekerja medis melakukan protes.

Para dokter di India menuntut perlindungan yang lebih baik dari pemerintah dari kekerasan dan aksi kriminal lainnya, yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan mereka.

Apa yang dilakukan Kepala Sekolah R.G. Kar Medical College and Hospital?

Setelah protes yang dilakukan kalangan dokter, Kepala Sekolah R.G. Kar Medical College and Hospital, Dr. Sandip Ghosh mengundurkan diri dari posisinya.

Anehnya beberapa jam kemudian dia dipindahkan ke rumah sakit lain oleh pemerintah negara bagian. Pada Selasa, pengadilan tinggi di Kolkata memintanya  untuk mengambil cuti.

Respon dari para otoritas dan pihak yang (harusnya) bertanggung jawab

Meskipun tidak secara langsung menyebutkan kematian dokter muda di Kolkata, Perdana Menteri Narendra Modi menanggapi ketidakpuasan dari masyarakat yang semakin menjalar dan meluas pada Kamis, 15 Agustus 2024 dalam sebuah acara peringatan hari kemerdekaan India.

Namun Subarna Goswami seorang pejabat dari Federasi Asosiasi Dokter Pemerintah (sebuah organisasi dokter berskala nasional) mengatakan bahwa bukti yang dijelaskan dalam laporan autopsi disebut menunjukkan kemungkinan kuat keterlibatan beberapa orang.

Tidak puas dengan hasil penyelidikan, para dokter menuduh polisi sedang menutup-nutupi kasus besar ini.

Namun Kepala Kepolisian Kolkata menanggapi tuduhan para demonstran yang menuduh para anggotanya melindungi tersangka lain.

Ia mengklaim bahwa polisi tidak pernah menyatakan bahwa hanya ada satu orang yang bertanggung jawab dalam kasus ini, dengan kata lain pihaknya membantah tuduhan.

India jadi neraka bagi perempuan: catat rekor tiap tahun dengan kasus kekerasan hingga pemerkosaan yang makin tinggi

Serangan terhadap dokter di rumah sakit disebut-sebut bukanlah kasus yang jarang terjadi di India.

Kekerasan seksual terhadap perempuan merupakan masalah yang tersebar luas di India.

Berdasarkan data yang dimiliki Biro Catatan Kejahatan Nasional (National Crime Records Bureau), pada tahun 2022 polisi mencatat setidaknya ada 31.516 laporan kasus pemerkosaan.

ANgka tersebut meningkat hingga 20% jika dibandingkan dengan jumlah yang terdata dari tahun 2021.

Belum lagi kasus-kasus ruda paksa yang terjadi namun tidak dilaporkan.


Let uss know your thoughts!