Ketika Pertanyaan ‘Kapan Nikah’ Umum Banget Terdengar di Telinga
Pernah nggak, ketika lagi kumpul keluarga, ditanya sama om atau tante ‘kapan nikah?’
Setelah udah nikah, pertanyaannya berubah jadi ‘kapan punya anak?’
Pas udah punya anak pertama, berubah lagi jadi ‘kapan mau punya anak lagi?’
Begitu terus sampe ga ada abisnya.
Melihat fenomena itu, kenapa sih orang suka ikut campur dengan urusan personal orang lain?
Dalam penelitian berjudul “Meddling friends and family: Dark Tetrad traits predict interference in disliked couples’ romantic relationships,” terungkap bahwa teman-teman dan keluarga yang memiliki lebih banyak sifat kepribadian gelap (the Dark Tetrad) akan lebih sering ikut campur akan hubungan percintaan seseorang.
The Dark Tetrad sendiri merupakan sebutan bagi kelompok empat sifat kepribadian gelap seseorang, yakni narcissism, psychopathy, machiavellianism, dan sadism, dikutip dari Sage Journals.
- Narcissism: memandang dirinya terlalu positif, terlalu memikirkan diri sendiri, egois, dan arogan.
- Machiavellianism: memanipulasi orang demi kepentingan diri sendiri, sinis, menipu.
- Psychopathy: kurang empati, impulsif, agresif.
- Sadism: kejam, brutal, suka menyakiti orang lain.
Tak hanya dipengaruhi faktor The Dark Tetrad, orang yang merasa dirinya dekat dengan seseorang juga bakal lebih ‘meddling’ dalam kehidupan cinta orang itu.
Padahal, terlalu ikut campur dengan urusan personal orang lain malah dapat merusak hubungan seseorang. Dari segi percintaan contohnya, keluarga atau kerabat yang suka ‘kepo’ bisa saja mempertanyakan effort pasangan dalam hubungan, atau mereka malah menyuruh kita mencari pasangan lain,dikutip dari Psychology Today.
Imbasnya, kita jadi rentan mengalami overthinking dan bahkan bisa ‘terhasut’ dengan omongan orang-orang sekitar.
(via Giphy)
Tak hanya itu, orang-orang yang menerima pertanyaan “kapan nikah” ataupun “kapan lulus” seringkali merasa dikejar. Ada juga yang merasa kesal kala mendengar pertanyaan-pertanyaan ‘kepo’ itu.
Hubungan kita dengan seseorang juga bisa terancam akibat tindakan ikut campur tersebut, sebab orang yang sudah tak lagi nyaman dengan seseorang bisa saja langsung menjaga jarak.
Bagi kalian yang bingung menghadapi kerabat ataupun keluarga yang suka ikut campur. Nih, simak beberapa tipsnya!
- Sadari Maksud Seseorang Kala Memberikan Saran
Berdasarkan artikel Psychology Today, kita bisa mencoba memaknai saran yang diberikan orang, apakah benar-benar berniat untuk membantu, atau malah bertujuan untuk menyinggung ego.
Ada dua hal yang saling bertolak belakang ketika kita merespons orang yang suka ikut campur. Di satu sisi, orang yang suka ikut campur terkesan meremehkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah. Namun, bagi sisi orang yang suka ikut campur, mereka menganggap apa yang mereka lakukan sebagai hal umum, karena mereka percaya mereka lebih tahu kita ketimbang diri kita sendiri.
Ketimbang merasa kesal, kita mungkin bisa mengambil jarak sembari menilai apakah orang itu benar-benar memberikan saran tulus atau hanya ingin merendahkan kita.
- Sadari Apa yang Membuatmu Tersinggung
Ketika orang yang suka ikut campur memberikan saran pada kita, tetapi kita malah merasa tersinggung, penting untuk menyadari penyebab rasa tersinggung itu. Entah kita merasa identitas kita sebagai seorang dewasa yang kompeten direndahkan, atau malah lebih khawatir dengan pandangan orang terhadap kita.
Setelah menyadari hal ini, mungkin kita bisa mengambil pendekatan netral dalam merespons saran yang diberikan, ketimbang mengikuti rasa kesal. Mungkin saja ada saran yang dapat bermanfaat ke depannya.
(via Giphy)
What are your thoughts? Let us know in the comment!
(Photo courtesy by Pixabay and Unsplash)