Awalnya baik-baik saja, meski sudah ada tanda-tanda

Cerita bermula Saat Joko dan beberapa sahabat karibnya sedang asik ngobrol ngalor ngidur. Salah seorang temannya, sebut saja Sugeng mengajak Joko, Pras dan Fais untuk tinggal bersama dengannya dan Anto.

Sugeng menyebutkan bahwa dengan mengongtrak bersama, mereka akan lebih hemat. Pasalnya kontrakan tersebut dibanderol dengan harga IDR 7,5 juta dan memiliki 3 kamar yang bisa ditempati.

Selain harganya yang relatif murah, kontrakan tersebut juga tidak telalu jauh dari tempat aktivitas mereka sehari-hari.

Alas Baluran, Jalur Panjang Tanpa Sinyal yang Penuh Misteri!

Setelah bersepakat, akhirnya mereka bersama-sama memutuskan untuk meninjau rumah yang akan ditempati bersama. Setibanya di tempat itu, mereka disambut oleh sebuah rumah usang yang terlihat sudah lama tidak berpenghuni.

Sugeng pun kemudian mencoba menghubungi sang pemilik rumah. Sembari menunggu, mereka dikejutkan dengan kehadiran seorang ibu.

Mau ngontrak di sini mas?” tanya ibu itu, Joko kemudian mengiyakan. Namun saat Pras bertanya kenapa mereka mendapat pertanyaan itu, sang ibu hanya menjawab.

Enggak apa mas, ibu jalan dulu ya. Semoga pada betah,” tuturnya.

Sosok Penghuni Kamar Kos Nomor 7, “Natasya!”

Sontak mereka berlima dibuat penasaran dan langsung curiga. Namun saat masih mencerna maksud si ibu, Pak Tohir  sang empunya kontrakan datang dan menyapa mereka.

Mereka pun dibukakan pintu untuk bisa melihat area dalam rumah. Sekilas dari luar rumah itu nampak normal dan tidak ada keanehan. Namun saat masuk, Joko langsung merasakan aura yang berbeda.

Saat sedang asik memeriksa bagian rumah, Pras yang dari luar memberi tahu kerabatnya kalau tidak jauh dari rumah itu terdapat kuburan.

Bukan menjawab pertanyaan Pras, Pak Tohir justru meninggalkan tanda tanya baru saat tertawa dan bertanya balik “Memangnya kenapa kalau ada?“.

Tidak lama setelah itu, Joko justru menemukan sebuah foto sepasang orang tua dengan pakaian khas adat. Meski awalnya membuat dia ngeri, ternyata foto itu adalah sosok penghuni rumah ini terdahulu yang merupakan kaka dari Pak Tohir.

Setelah berembuk, akhirnya mereka sepakat untuk men-dp.