Kejanggalan demi kejanggalan terus terjadi

Setelah beres pindahan, akhirnya mereka semua tinggal bersama di rumah itu. Suasana pun terasa normal dan tidak ada kejanggalan.

Sayangnya mendekati satu bulan berdiam di rumah itu, gangguan mulai terjadi. Kejanggalan pertama di alami oleh Fais. Saat itu, dia memutuskan untuk pulang ke kontrakan lebih dulu karena sudah beres di kampus.

Alangkah terkejutnya saat tiba di rumah, dia menemukan bahwa pintu sudah terbuka dan ada sisa jejak kaki yang berukuran lebih besar dari manusia yang bercampur tanah.

Setelah ditelusuri, arah kaki itu membawanya ke loteng belakan rumah dan memang berhenti di situ.

Meski awalnya berfirik positif, ternyata gangguan yang menimpa Fais seolah menjadi appetizer akan apa yang hendak terjadi oleh para penghuni lain rumah kontrakan tersebut.

Salah satu yang paling sering terjadi adalah suara misterius seperti, suara langkah di atap sampai ketukan pintu rumah yang lembut dan tiba-tiba berubah menjadi suara dobrakan. Sayang saat mencoba mencari sumber suara, mereka selalu tidak menemukan apapun.

Sampai pada suatu ketika, kontrakan tersebut hanya menyisakan Joko dan Sugeng. Kala itu kerabat mereka sedang pulang ke kampung berhubung sedang libur akhir pekan.

Saat sedang asik ngobrol, mereka berdua mendengar suara seolah ada kuku yang sedang digarukan ke tembok. Penasaran dengan suara itu, mereka memutuskan untuk memeriksanya.

Awalnya mereka menduga kalau itu suara kucing yang sedang mencakar-cakar tembok. Setelah dicerna, sepertinya sumber suara itu bukan dari kucing.

Tidak lama kemudian, mereka bahkan mendengar suara seperti auman berbarengan dengan suara kuku itu. Dengan penuh ketakutan, keduanya berjalan bersama menghampir suara itu. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat penampakan sebuah sosok mahluk berbadan manusia dengan kepala anjing dan kuku yang menjalar.

Usai kejadian itu, Sugeng dan Joko justru menyimpan cerita ini dan enggan membagikan pada rekannya.