Sanksi ekonomi untuk Rusia, berdampak pada wargannya di luar negeri

Invasi Rusia ke Ukraina membawa dampak besar bagi banyak orang, termasuk warganya yang bahkan tak sedang berada di negara asalnya itu.

Di Bali, gara-gara sanksi ekonomi untuk Rusia, warga negara tersebut bahkan tak bisa mengambil uang di ATM. Mereka harus sama-sama putar otak untuk bisa bertahan hidup di negeri orang.

Sanksi ekonomi itu berupa dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran global Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).

Ini merupakan salah satu sanksi yang Jerman serta negara-negara barat lainnya terhadap Rusia.

Nasib Orang Rusia di Bali 'Terlantar', Tak Bisa Tarik Uang dari ATM
via Giphy

Orang Rusia di Bali tak bisa ambil uang dari ATM

Melansir Coconuts, ada sebuah kesaksian dari orang Rusia yang sedang berada di Pulau Dewata.

Mau tak mau, perempuan 36 tahun itu harus mencoba banyak cara untuk bisa mengakses uang. Mulai dari mengajukan permohonan kartu ATM Indonesia, hingga mencari kripto menggunakan rekening teman.

Ia bercerita, warga Rusia sudah menduga sesuatu bakal terjadi. Tapi, ia tak menyangka dampaknya bakal sebesar yang ia alami saat ini.

Sebelumnya, desainer grafis yang tak disebutkan nama aslinya itu sudah menarik seluruh uangnya sebelum MasterCard-nya diblokir.

Beberapa orang Rusia lainnya mengantre ATM di Batubolong (Canggu), tapi tak ada uang di semua ATM,” ujarnya.

Nasib Orang Rusia di Bali 'Terlantar', Tak Bisa Tarik Uang dari ATM
via Giphy

Mencari pekerjaan dan harus hidup hemat

Seorang turis Rusia lainnya yang berada di Bali merasakan hal pahit yang sama.

Melansir Asia Financial, Ivanov dan teman-temannya menganggap ini merupakan masalah besar. Bagaimana tidak? kehilangan akses untuk uang bukanlah hal remeh.

Ia dan teman-temannya itu kini harus putar otak untuk bisa mendapatkan uang di negeri orang. Mereka berpikir untuk mencari pekerjaan.

Sejalan dengan hal tersebut, seorang pemilik studio tari di Bali yang muridnya banyak datang dari negara yang tengah perang itu bercerita kepada Kompas.

Katanya, sudah ada setidaknya 12 orang murid dari Rusia yang tak bisa lagi datang karena harus mulai hidup hemat demi diri dan keluarganya. Padahal, mereka tak ada sangkut-pautnya dengan perang yang terjadi.

Thoughts? Let us know!

(Foto: iStockphoto)