Warm, wholesome, dan langsung masuk comfort movie list yang bakal di-rewatch berulang kali!
Bintang: 5/5
“Film animasi keluarga yang ngajarin buat menerima ketidakidealan di hidup lewat POV bocil.”
Rating: G/SU
Genre: Drama/Animation/Adventure/Fantasy/Comedy
Sinopsis
“Don, seorang bocah yatim piatu yang kerap di-bully oleh teman-teman rumahnya. Demi membuktikan jika ia lebih dari anak bertubuh gempal yang selalu kalah dalam bermain, ia bertekad untuk ikut serta dalam pertunjukan bakat yang mengandalkan buku dongeng peninggalan kedua mendiang orang tuanya.”
Pemeran: Prince Poetiray, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, Quinn Salman, M. Adhiyat, Angga Yunanda, Bunga Citra Lestari, Ariel Noah, Ratna Riantiarno, Kiki Narendra, Cinta Laura Kiehl, Ariyo Wahab
Sutradara: Ryan Adriandhy
Produksi: Visinema Pictures (Visinema Animation), Visinema Studios, Springboard, Anami Films
Nonton di: Bioskop pada 15 Maret 2025 (tayang lebih cepat di 20 kota) dan serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada Lebaran 2025
FILMOGRAPHY SUTRADARA
Ryan Adriandhy
“Prognosis” (short movie)
“Nussa” (sebagai animator)
Review
Berdasarkan hasil survey pribadi kami, Indonesia sejauh ini belum banyak punya Intellectual Property dalam bentuk karya animasi. Film animasi Jumbo hadir ibarat peribahasa “bagaikan air di tengah gurun”, seolah melepas dahaga masyarakat Indonesia yang udah lama nungguin film animasi lokal dan bisa disaksikan bareng keluarga di Hari Raya.
Sejak awal film, kami sudah banyak berdecak kagum dengan suguhan motion yang mendekati sempurna dan keliatan banget dikerjain dengan telaten. Gimana enggak, Jumbo melibatkan total 400 creator yang turut ambil andil dalam proses selama 5 tahun. Dan itu bisa dilihat pas karakter-karakternya lagi ngobrol. Smooth banget dan nggak keliatan ada delay-nya sama sekali.
Nggak cuma itu aja, tiap detail dari film ini bener-bener diperhatiin. Jadi nggak heran kalo nuansa pemandangan yang Indonesia banget, helaian rambut yang kusut atau sesepele karat di besi bisa keliatan dan nyata banget. Ryan Adriandhy seakan ingin membuktikan kemampuannya sebagai animator, penulis sekaligus sutradara dalam proyek feature film pertamanya ini.
Secara plot, Jumbo mengisahkan cerita-cerita keseharian di masa kecil yang somehow bakal bikin penonton anak-anak hingga dewasa bisa relate. Konflik yang dihadirkan sebenarnya cukup kompleks, namun Ryan Adriandhy dan Widya Arifianti mampu mengemas semua dengan ringan tanpa meninggalkan unsur storytelling yang bikin penonton ikut masuk ke dalam cerita.
Sebagai evergreen IP, Jumbo bisa jadi comfort movie baru buat banyak orang dengan tema persahabatan, keberanian, dan petualangan yang akan selalu bikin kita pengen rewatch berkali-kali. Sayangnya jarang banget ada sineas lokal yang bikin karya serupa.
Kayaknya ini saatnya masyarakat Indonesia merayakan dan mengapresiasi karya lokal yang kualitasnya nggak kalah dibanding film animasi luar negeri. Dengan harapan bakal ada banyak film Jumbo lain yang lahir dari tangan-tangan dingin sineas dan animator keren yang belum kedengeran gaungnya di luar sana.
Jumbo adalah film yang…
Kalo Ibarat makanan:
Bakso (Tapi Makannya Abis Main Hujan-hujanan)
Makan yang anget-anget setelah kedinginan parah
Cocok ditonton bareng: Anggota keluarga, sahabat, atau genk lo pas masih kecil dulu
Cocok untuk penggemar film: “Home Alone”, “Kung Fu Panda”, “Nussa”, “Petualangan Sherina”
Yang dirasain setelah nonton: Nostalgia masa kecil, ngerasa content, pengen ngulang memori ngebolang bareng temen kecil
Yang Dibutuhin Sebelum Nonton
- Temen nonton: Biar pas gemes gemes, pas ketawa, pas kesel, pas nangis bisa sharing sama temen nonton
- Tissue: Supaya pas nangis lo nggak mesti elap air mata sama ingus lo pake baju atau jaket
- Parfum favorit: Buat sedikit nenangin diri setelah ngerasain emosi yang roller coaster banget selama nonton film Jumbo ini
Skala Ngantuk
1 dari 10
*semakin tinggi skornya, semakin boring filmnya.
Seberapa penasaran kalian sama film animasi keluarga ini?
Let uss know your thoughts!
Feature Image Courtesy of Visinema Pictures (Visinema Animation), Visinema Studios, Springboard, Anami Films